Shipper Ungkap Tantangan Bisnis Logistik Saat Pandemi

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Selasa, 07/12/2021 13:25 WIB
Foto: Co-Founder & COO Shipper, Budi Handoko (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai tantangan dihadapi perusahaan di bidang jasa logistik sejak pandemi Covid-19 terjadi pada awal 2020. Meski selama pandemi bisnisnya berkembang pesat, perusahaan logistik di saat bersamaan harus berhadapan dan mengatasi tantangan yang timbul agar bisa meraih keuntungan maksimal.

Beratnya tantangan yang dihadapi perusahaan logistik selama pandemi diungkap Co-Founder dan COO Shipper Indonesia Budi Handoko. Dia mengatakan salah satu masalah yang dirasakan perusahaannya adalah meningkatnya risiko kesehatan pekerja.

"Pandemi membuat interaksi manusia sangat risky. Karena itu sewaktu pandemi kemarin di gudang kami adakan protokol kesehatan yang ketat sekali, karena kami tak mau ada risiko kesehatan dan harus tutup gudang," kata Budi dalam Webinar CNBC Indonesia Awards 'The Most Inspiring Technology Company', Selasa (7/12/2021).


Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, Shipper Indonesia akhirnya bisa mempertahankan roda bisnis selama 2 tahun terakhir. Selama pandemi terjadi operasional perusahaan berhasil dijaga agar tetap berjalan. Hal ini disebutnya terjadi berkat kerjasama para pekerja, dan kontribusi pemerintah yang rutin memberi arahan terkait penerapan protokol kesehatan ketat selama pandemi.

Selain masalah meningkatnya risiko kesehatan, Shipper juga menemui tantangan lain dalam hal operasional. Menurut Budi, kenaikan jumlah transaksi dan permintaan jasa logistik membuat Shipper harus terus berinovasi agar layanannya kepada pelanggan tetap berjalan lancar.

"Dari sisi keamanan aplikasi, karena adanya progress transaksi di sistem membuat kami harus berinovasi agar software kami bisa jalan dengan lancar. Ini agak challenging tapi bisa kami lakukan," katanya.

Selain itu, sejak pandemi terjadi tren masyarakat berbelanja daring meningkat. Hal ini mempengaruhi kebutuhan logistik dan gudang bagi pedagang. Kenaikan ini berdampak positif terhadap bisnis Shipper di bidang logistik dan pergudangan.

Dampak positif yang dirasakan Shipper akibat pandemi terlihat dari keberhasilan perusahaan meningkatkan pendapatan hingga 6 kali lipat per akhir 2020. Selain itu, Shipper juga berhasil menambah gudang hingga berjumlah 222 buah saat ini.

"Jumlah gudang kami sebelum pandemi ada 40 gudang, sekarang sudah ada 222 gudang di seluruh Indonesia. Kemudian dari sisi pendanaan kami tahun ini berhasil closing funding series B sekitar US$ 62,5 juta atau sekitar Rp1 triliun," ujarnya.

Sebagai catatan, Shipper adalah perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai solusi logistik terintegrasi untuk para pelaku usaha dari berbagai segmen. Perusahaan ini mengelola bisnisnya secara digital, dan memiliki visi mewujudkan ekosistem logistik nasional yang efisien.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat