CNBC Indonesia Awards 2021

Shipper, Rantai Digital Penghubung Nusantara

Tri Putra & Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Selasa, 07/12/2021 11:29 WIB
Foto: Sumber: Perseroan

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan transaksi online selama pandemi menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha logistik. Mereka yang memanfaatkan digitalisasi bakal meraup berkah terbesar, karena menawarkan keunggulan dari efisiensi dan efektivitas berbasis teknologi daring.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan transaksi e-commerce tahun ini bakal melompat 51,6% dibanding tahun lalu, menjadi Rp 403 triliun. Proyeksi tersebut sejalan dengan perkiraan Temasek, Google, serta Bain &Company yang memprediksi transaksi e-commerce bakal melesat 52%.

Dalam laporan terbaru mereka berjudul "e-Conomy SEA 2021", segmen transportasi dan logistik diprediksi ikut tumbuh, yakni sebesar 36%. Secara umum, nilai ekonomi digital di Indonesia diprediksi bakal mencapai US$ 70 miliar tahun ini, atau tumbuh 49% secara tahunan.


Proyeksi tersebut sangatlah beralasan mengingat pertumbuhan pesat industri e-commerce memang berimbas langsung terhadap jasa kurir, logistik dan pergudangan. Dengan kata lain, pandemi Covid-19 terbukti tak hanya menjadi disruptor, tetapi juga akselerator sektor tersebut.

Salah satu pemain di sektor kurir, logistik dan pergudangan yang menikmati berkah dari pandemi adalah Shipper Indonesia (Shipper.id). Startup aggregator logistik yang baru genap berusia 4 tahun awal November lalu ini berhasil membukukan kinerja yang impresif.

Berbeda dari perusahaan logistik umumnya yang hanya fokus pada layanan fisik dan minim efisiensi berskala besar di tingkat pengguna, Shipper menawarkan konsep layanan pemenuhan dan pengapalan terukur (scalable fulfillment and shipping).

Layanan tersebut menjadi pembeda terhadap penyedia jasa logistik lainnya yang tidak terlalu memperhatikan aspek inefisiensi akibat faktor geografis dan ketimpangan ekonomi di Indonesia. Mereka umumnya mengalihkan beban inefisiensi tersebut ke dalam tarif yang dibayar pelanggan.

Sumber: Shipper

Dengan 17.000 pulau dan berpenduduk 270 juta orang, pengiriman barang di Indonesia bisa lebih mahal dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan di negara lain. Ketimpangan ekonomi dan keterbatasan infrastruktur Jawa dan luar Jawa menjadi salah satu pemicunya.

Bagi ribuan perusahaan logistik nasional, kendala itu diatasi dengan membangun infrastruktur masing-masing, baik dari sisi penjemputan barang, pergudangan, hingga pengiriman. Itu saja tak cukup untuk mengatasi problem inefisiensi logitik nasional karena berjalan parsial dan seporadis.

Shipper hadir dengan konsep agregator logistik. Perseroan membangun jalur pengiriman luas berskala nasional tetapi menyeluruh dari pintu ke pintu, yang bisa dipakai bersama-sama (multiusers) antar perusahaan logistik sehingga menciptakan efisiensi.

Contoh sederhana: 100 perusahaan logistik yang mengirim barang dari titik A ke B dengan sistem dan armada masing-masing akan memikul biaya Rp 100. Jika mereka mengirim barang lewat satu sistem dan armada untuk rute yang sama, ongkos tersebut bisa dibagi berseratus menjadi Rp 1.


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Digitalisasi Bank Cs Kian Masif , Bisnis Solusi IT Laris Manis

Pages