CNBC Indonesia Awards 2021

MDI Ventures, Rengkuh Startup Dunia Sejak Dini

Tri Putra & Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 December 2021 09:55
Donald Wihardja, CEO MDI Ventures
Foto: Donald Wihardja, CEO MDI Ventures (ist/ Dok. MDI Ventures)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi digital sedang naik daun dan jadi motor penggerak ekonomi dunia di kala pandemi. Tren adopsi teknologi digital sebagai solusi di tengah pembatasan sosial (lockdown) membuat perusahaan rintisan (startup) menjamur.

Indonesia bisa dibilang menjadi surga startup. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2021, ada lebih dari 2.100 startup yang beroperasi di Tanah Air. Delapan di antaranya sudah menyandang status unicorn dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar (Rp 14,2 triliun).

Dari dalam negeri bahkan ada dua startup yang sudah memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar (Rp 142 triliun) alias decacorn, yakni Gojek dan Tokopedia. Tonggak sejarah ini tak lepas dari derasnya aliran modal yang masuk dari para investor.

Di dunia startup, investor kebanyakan berbentuk perusahaan modal ventura (venture capital/VC). Sebagian dari mereka sejak awal merupakan VC murni dari investor independen, dan ada yang berasal dari korporasi atau lebih dikenal sebagai Corporate Venture Capital (CVC).

Di Indonesia, salah satu CVC kenamaan yang sering mewarnai pemberitaan adalah MDI Ventures, yang merupakan kepanjangan tangan perusahaan pelat merah sektor digital yakni PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).

Selain berbekal amunisi dana dari induknya yakni Telkom, MDI Ventures juga dipercaya memutar dana (funds) dari berbagai investor untuk diinvestasikan ke startup di berbagai jenjang seri pendanaan mulai dari Pre-Seed, Seed, Pendanaan Seri A, Seri B, hingga C.

Tak hanya mengucurkan pendanaan, MDI Ventures juga dipercaya mengelola inkubasi dan akselerasi startup, serta jaringan angel investor-sebutan bagi investor yang tak melulu mengejar aspek komersial atas pembiayaan yang dikucurkan karena targetnya adalah jangka panjang.

Saat ini startup yang menjadi sasaran investasi (investee) MDI Ventures berjumlah lebih dari 50 startup yang tersebar di 12 negara. Nama startup lokal yang disuntik sudah tak asing lagi di telinga konsumen maupun masyarakat luas, di mana mayoritas merupakan perusahaan fintech.

Di antaranya adalah Julo, Payfazz, Cermati, Amartha hingga Kredivo yang merupakan perusahaan fintech. Startup kesehatan yang pertumbuhan bisnisnya sedang ciamik di kala pandemi yaitu Alodokter juga merupakan investee MDI Ventures.

Di bidang logistik, startup yang disuntik modal oleh MDI Ventures adalah SiCepat dan Paxel. Lalu, di bidang pertanian ada Tanihub, sementara di bidang game ada Mobile Premiere League (MPL).

Menariknya, MDI Ventures menjadi CVC yang beroperasi lintas negara (cross border). Perseroan telah memiliki kantor di Indonesia, Singapura hingga Amerika Serikat (AS), demikian juga dengan kantor perpanjangan (extended office) di Korea Selatan dan Benua Eropa.

Secara total, perseroan telah berinvestasi di 12 negara, termasuk Indonesia. Pendanaan Seri B mendominasi portofolio perseroan, yakni mencapai 14 pendanaan, diikuti pendanaan Seri C (sebanyak 10 pendanaan), dan pendanaan Seri AS (delapan pendanaan).

Salah satu startup global terbesar yang menjadi investee MDI Ventures adalah Nium, sebuah perusahaan rintisan fintech berbasis di Singapura yang fokus pada pengembangan platform pembayaran business to business (B2B).

Platform B2B adalah aplikasi produk atau jasa digital yang menyasar segmen korporasi, dan bukan pasar massal (mass market). Ia berbeda dari platform B2C (business to consumer) yang menjual jasa/produk digital kepada konsumen di tingkat akhir (end user).

Perusahaan yang semula bernama InstaReM tersebut memperoleh pendanaan MDI Ventures di putaran Seri C pada Oktober 2018. Tahun ini, Nium meraup kumpulan pendanaan sebesar US$ 200 juta pada putaran Seri D, yang dipimpin investor Amerika Serikat AS), Riverwood Capital.

Dengan tambahan pendanaan tersebut, Nium meraup dana hampir US$ 300 juta sehingga valuasinya terdongkrak melampaui level US$1 miliar. Hal ini menjadikan Nium sebagai unicorn pembayaran B2B yang pertama dari Asia Tenggara.

Selain Nium, dua startup yang didanai MDI Ventures tahun ini juga telah berstatus unicorn, yakni MPL (dengan valuasi US$ 2,3 miliar) dan FinAccel (pengembang platform Kredivo) dengan nilai US$ 2 miliar.

Di Indonesia, perseroan menyediakan platform dan mengamankan lisensi pembayaran hingga layanan remitansi. Kesuksesan MDI Ventures mengawal Nium menjadi unicorn menjadi bukti nyata kelihaiannya dalam berinvestasi di perusahaan rintisan.

Tahun ini, MDI menargetkan startup lokal yang menjadi portofolio MDI Ventures menjadi unicorn baru, dan juga mengantarkan startup lokal mencatatkan saham perdananya (initial public offering/IPO) di bursa saham baik di dalam maupun luar negeri. Sebelumnya, satu startup portofolio sukses melantai di bursa saham nasional yakni PT Global Sukses Solusi Tbk.

Atas dedikasi, kiprah, dan kontribusi perseroan dalam pengembangan startup di Tanah Air hingga kancah global, MDI Ventures terpilih menjadi pemenang penghargaan The Best Venture Capital 2021 di ajang CNBC Indonesia Awards.

Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian riset dan analisis terhadap entitas penggiat venture capital yang memenuhi kriteria. Proses penilaian dilakukan pada November melalui riset kualitatif berbasis data sekunder dari publikasi resmi perseroan dan media monitoring terhadap 20 media utama nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular