Mendag Sebut Startup Unicorn RI Dikuasai Singapura, Faktanya?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
23 November 2021 11:10
Monetary Authority of Singapore (MAS)
Foto: REUTERS/Edgar Su

MAS yang juga bertindak sebagai bank sentral Singapura ikut mengelola cadangan devisa Singapura bersama GIC dan Temasek secara rutin dan aktif melakukan penetrasi ke banyak perusahaan baik itu secara global maupun di regional Asia Tenggara.

Investasi ini termasuk kepada perusahaan rintisan tanah air, khususnya yang bergerak di bidang teknologi yang meramaikan ekonomi digital.

Jejak Investasi GIC di Indonesia dapat dilihat dari kepemilikan saham di PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), MAS juga turut berinvestasi di Bukalapak.

GIC Private Limited yang merupakan pengelola dana abadi negara atau sovereign wealth fund (SWF) milik pemerintah Singapura, resmi melakukan pembelian saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak. Pembelian dilakukan pada harga Rp 850/saham dengan total dana yang dikucurkan mencapai Rp 1,36 triliun.

Sebelumnya, pemerintah Singapura (Government of Singapore/GOS) dan Otoritas Keuangan Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) telah memiliki saham Bukalapak sebanyak 9,447% melalui Archipelago Investment Pte. Ltd.

Atas transaksi saham terbaru pada 5 Agustus lalu, maka jumlah saham yang dimiliki pemerintah Singapura menjadi 11,33 miliar saham atau 11,001% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Bukalapak.

Berdasarkan prospektus IPO Bukalapak, jumlah kepemilikan GOS-MAS tersebut terdilusi dan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 12,60% sebelum perusahaan melakukan IPO.

Dengan pembelian kembali saham BUKA untuk mempertahankan investasinya (yang sempat terdilusi), maka pemerintah Singapura lagi-lagi makin kokoh berinvestasi di perusahaan Tanah Air.

Sebelum melakukan investasi di Bukalapak, GIC lebih dulu menanamkan modalnya di emiten perbankan dengan kinerja saham fantastis setahun terakhir, PT Bank Jago Tbk (ARTO).

GIC resmi menggenggam 9,12% saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO), yang pembeliannya dilakukan melalui skema rights issue atau penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang selesai pada pertengahan Maret lalu.

Transaksi ini terjadi ketika Bank Jago menerbitkan 3 miliar saham baru di harga eksekusi Rp 2.350 per saham yang mana PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Gopay atau PT Dompet Karya Anak Bangsa tidak melaksanakan kewajibannya secara penuh, dan melimpahkan kuotanya kepada GIC. GIC dikabarkan merogoh kocek sampai Rp 3,15 triliun untuk mengeksekusi HMETD sebanyak 1,19 miliar unit.

GIC juga dikabarkan pernah memimpin putaran pendanaan di Traveloka. Putaran pendanaan itu berhasil mengumpulkan US$ 420 juta dengan beberapa investor lainnya termasuk Expedia dan e-commerce China JD.com.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular