Iran Lumpuh Diserang Hacker, SPBU Berhenti Operasi

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
28 October 2021 06:35
Hezbollah supporter celebrate as a convoy of tanker trucks carrying Iranian diesel crossed the border from Syria into Lebanon, arrives at the eastern town of el-Ain, Lebanon, Thursday, Sept. 16, 2021. The delivery violates U.S. sanctions imposed on Tehran after former President Donald Trump pulled America out of a nuclear deal between Iran and world powers three years ago. The poster of Hezbollah leader Sayyed Hassan Nasrallah, left, Syrian President Bashar Assad, center, and the Iranian Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei, right. (AP Photo/Bilal Hussein)
Foto: AP/Bilal Hussein

Jakarta, CNBC Indonesia - Hacker kembali beraksi. Korbanya kali ini adalah Iran. Mereka menyerang sistem distribusi bahan bakar (BBM) online. Dampaknya mempengaruhi SPBU di seluruh negeri dan menyebabkan antrean panjang kendaraan.

Mengutip Aljazeera, ribuan SPBU menjadi offline awal pekan ini. Hacker membuat kartu pintar, semacam kartu elektronik yang biasa digunakan warga membeli BBM di SPBU, tak berguna.

Setelah beberapa jam, beberapa SPBU kembali bisa melayani warga, Namun rata-rata beroperasi manual dengan tariff dua kali lipat dari subsidi yang ditawarkan melalui kartu pintar pemerintah.

Sekelompok hacker bernama Predatory Sparrow mengklaim melakukan peretasan ini. Para peretas juga membajak papan reklame digital di jalan raya di ibu kota Teheran dan di tempat lain, mereka menampilkan pesan yang mengatakan: "[Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali] Khamenei, di mana bahan bakar kami?"

Dalam sebuah posting di Telegram, Predatory Sparrow mengatakan bahwa peretasan itu adalah "tanggapan terhadap tindakan siber oleh rezim teroris Teheran terhadap orang-orang di kawasan itu dan di seluruh dunia".

Sekretaris Dewan Tertinggi Cyberspace, Abolhassan Firuzabadi, mengatakan serangan itu dilakukan oleh negara asing, tetapi "terlalu dini untuk mengumumkan oleh negara mana dan dengan cara apa itu dilakukan," ujarnya seperti dikutip dari BBC.

Hanya 5% dari 4.300 SPBU di negara itu yang telah terhubung kembali dengan internet pada Rabu pagi, kata juru bicara Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional Iran (NIOPDC). Hampir 3.000 SPBU menjual bahan bakar secara "offline" dengan harga yang tidak disubsidi, tambahnya.

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan peretasan sistem distribusi bahan bakar tersebut bertujuan untuk "memicu kemarahan publik".


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lakukan Peretasan Massal, Hacker Ini Minta Tebusan Rp 1 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular