
Bos AirBnB Curhat Nasib Bisnis Travel di Era Pandemi Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi membuat cara orang bepergian menjadi berubah. Hal ini diungkap bos AirBnB, Brian Chesky yang menambahkan yang terjadi saat ini merupakan revolusi cara bepergian.
Dia menuturkan batas antara perjalanan bisnis serta liburan semakin kabur karena kebijakan kerja jarak jauh (work from home). Serta menambahkan saat ini orang memilih untuk punya waktu istirahat lebih lama dengan keluarga dan teman-teman, sebab mereka mencari banyaknya 'hubungan manusia'.
"Dulu kami tinggal di satu tempat, rumah-pergi ke tempat lain-kantor-pergi ke tempat ketiga. Dan sekarang tiga tempat itu menyatu," ungkapnya dikutip dari BBC, Rabu (22/9/2021).
"Yang kita harus percaya pemberi pekerja tidak akan memaksa semua orang untuk kembali ke kantor lima hari dalam seminggu untuk mengetahui semuanya telah berubah selamanya," tambahnya.
AirBnBÂ jadi salah satu perusahaan yang terdampak akibat pandemi. Perusahaan itu harus kehilangan 80% bisnisnya hanya dalam hitungan bulan.
Namun Chesky menyebut permintaan telah menguat kembali sejak musim panas lalu. Di sisi lain kebiasaan konsumen telah berubah.
Dengan adanya teknologi seperti Zoom memungkinkan pekerjaan dilakukan jarak jauh. Ini mengubah kebutuhan dasar untuk bepergian untuk bekerja, dan kemungkinan akan tetap ada.
Orang-orang juga memilih tinggal dan bekerja jauh dari rumah. Namun menjadi lebih lama bukan hanya beberapa hari tapi bisa selama sebulan atau dalam satu musim.
"Beberapa orang memutuskan untuk berkeliling dan bahkan tidak memiliki tempat tinggal permanen," ungkapnya.
Dalam perubahan besar kedua adalah orang mencari lebih banyak 'hubungan manusia' dari perjalanan. Sebab mereka menghabiskan waktu sendirian bekerja dari rumah.
AirBnBÂ juga mengalami peningkatan pemesanan akhir yang diperpanjang di AS sebanyak 70% di kuartal II 2021 dibandingkan 2021. Perusahaan juga melihat adanya peningkatan terukur pada malam yang dipesan untuk tempat lebih besar dan perjalanan keluarga di tahun ini.
Chesky menyebut ini membuat orang mencoba tujuan baru dengan lebih murah. Mereka menjadi kurang fokus pada tempat hotspot popular.
Selain itu, menurutnya dunia tidak akan pernah kembali lagi. Begitu juga perjalanan yang tidak pernah seperti semula.
"Dunia tidak akan pernah kembali seperti semula, perjalanan tidak akan pernah kembali seperti semula. Bukan berarti dunia lama tidak akan kembali, hanya saja kita tidak kembali ke masa lalu, maju saja," jelas Chesky.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Startup Ini Janji Tampung 20 Ribu Pengungsi Afghanistan