Studi Ini Bukti Adanya Ancaman yang Lebih Ngeri dari Covid-19

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 August 2021 10:13
The Table Rock Welcome Centre overlooks a snow and ice covered American Falls, viewed from Niagara Falls, Ontario, Canada, Thursday, Jan. 31, 2019.  (Tara Walton/The Canadian Press via AP)
Foto: Air Terjun Niagara Membeku Karena Cuaca Ekstrem (Tara Walton/The Canadian Press via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan suhu di Bumi ternyata membuat dampak besar pada jumlah kematian. Menurut dua studi terdapat peningkatan hingga 74% pada jumlah kematian terkait suhu tinggi antara tahun 1980 hingga 2016.

Sementara itu kematian terkait suhu dingin ekstrem juga mengalami peningkatan, yakni sebanyak 31% sejak tahun 1990, dikutip dari CNN, Senin (23/8/2021).

Terdapat kenormalan baru membuat suhu ekstrem menjadi lebih banyak daripada yang sudah tercatat dalam sejarah. Penyebabnya adalah perubahan iklim (climate change) yang disebabkan oleh manusia dan dihasilkan karbon, methanol dan emisi gas rumah kaca lain dari industri, transportasi serta pertanian.

Untuk studi baru ini, tim peneliti dari Universitas Washington memeriksa 64,9 juta catatan kematian dari sembilan negara berbeda. Ditetapkan 1,69 juta kematian terkait dengan suhu ekstrem hanya pada 2019 saja. Dari jumlah itu, sekitar 356 ribu terkait panas ekstrem dan 1,3 juta kematian karena suhu dingin ekstrem.

Tim peneliti mengatakan temuan itu adalah perkiraan konservatif dan akan terus bertambah karena dunia mengalami suhu lebih ekstrem.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, kematian dan penyakit terkait panas bisa dicegah. Namun ternyata ada lebih dari 600 orang di AS meninggal karena panas ekstrem setiap tahun dan tahun ini telah ada ratusan kematian akibat gelombang panas di barat AS.

Berdasarkan sebuah proyeksi, pada akhir abad ini akan ada lebih dari setengah populasi global yang terpapar panas selama berminggu-minggu setiap tahunnya.

Sebagai informasi, suhu ekstrem bisa dikaitkan dengan sekitar 17 penyebab kematian. Misalnya sebagian besar akibat jantung dan pernapasan, selain itu juga mencakup bunuh diri, tenggelam dan juga pembunuhan.

Kesehatan mental menurut penelitian lain juga berasal dari panas yang berlebihan. Paparan suhu ekstrem ini berdampak pada hasil kelahiran wanita hamil, orang tua dengan penyakit kronis, dan anak-anak beresiko tinggi dalam masalah ini.

Rekan penulis studi, Dr Katrin Burkhart mengatakan panas yang ekstrem menghasilkan efek lebih berbahaya dari yang disebabkan suhu dingin pada wilayah panas di tempat seperti Asia Selatan, Timur Tengah dan sebagian besar Afrika.

"Sangat memprihatinkan, mengingat resiko paparan suhu tinggi nampaknya terus meningkat dalam beberapa dekade," ungkapnya.

Sebelumnya miluner Bill Gates mengungkapkan adanya ancaman yang lebih ngeri dari Covid-19 bernama climate change atau perubahan iklim. Ia menyebut mengakhiri pandemi Covid-19 lebih mudah daripada menyelesaikan masalah perubahan iklim. Butuh kerja sama pemerintah dan umat Bumi untuk menyelesaikannya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Lebih Gawat dari Covid Makan Korban, Ini Buktinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular