Ditendang dari Bursa AS, Perusahaan Ini IPO Rp 115 T di China
Jakarta, CNBC Indonesia - Operator telekomunikasi terbesar di Tiongkok, China Telecom diprediksi akan mengumpulkan dana lebih dari US$8 miliar atau setara Rp 115,2 triliun (asumsi Rp 14.400/US$) melalui penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Shanghai.
Jika terlaksana ini menjadi pengumpulan dana terbesar tahun ini dari bursa Shanghai setelah sebelumnya perusahaan China ini memutuskan delisting dari bursa saham Amerika Serikat di tengah perselisihan Washington dan Beijing.
Dalam pengajuan ke Shanghai Stock Exchange, China Telecom akan menjual saham senilai 4,53 yuan per lembar. Nilainya ditaksir US$47,1 miliar. Jika permintaannya besar maka dana yang diserap bisa tembus 54 miliar yuan atau setara US$8,4 miliar, menurut Bloomberg dan dilansir dari AFP, Senin (9/8/2021).
Perusahaan mengungkapkan salah satu penggunaan dana IPO adalah untuk mendukung percepatan transformasi digital di China dengan infrastruktur 5G dan jaringan cloud.
China Telecom bersama dengan China Mobile, dan China Unicom dihapus dari bursa saham AS (delisting) setelah adanya perintah eksekutif dari Presiden Donald Trump pada Januari lalu.
Perintah itu melarang orang AS berinvestasi pada perusahaan yang dianggap memasok atau mendukung militer dan aparat keamanan China.
Pada tahun 2000-an banyak perusahaan telekomunikasi dan teknologi terbesar di China mencatatkan saham di pasar Saham AS yang lebih maju untuk mencari akses pendanaan.
Kini hal tersebut sudah tidak terlalu banyak dilakukan karena otoritas China dalam beberapa tahun terakhir mendorong perusahaan teknologi dan telekomunikasi mencatatkan sahamnya di bursa saham domestik seperti Bursa Shanghai, Shenzhen dan Hong Kong.
Tren ini disebut guna mempercepat kampanye pemerintah yang sedang berlangsung untuk memperkuat kontrol atas raksasa teknologi utama.
(roy/miq)