Ahli Ini Sebut Pandemi Covid-19 Segera Berakhir di Inggris
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 di Inggris kemungkinan segera berakhir. Ahli epidemiologi Imperial College Neel Ferguson menyebutkan kemungkinan akhir pandemi hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Ucapan itu berdasarkan program vaksinasi Covid-19 di Inggris yang ternyata bisa mengurangi resiko rawat inap hingga kematian.
Kepada BBC, dia mengatakan jika tidak sepenuhnya akan keluar dari kesulitan. Namun menurutnya persamaan telah berubah secara fundamental.
"Efek vaksin sangat besar untuk mengurangi resiko rawat inap dan kematian dan saya pikir, saya yakin pada akhir September, Oktober kita akan melihat kembali sebagian besar pandemi," kata Ferguson, dikutip dari Reuters, Selasa (27/7/2021).
Perdana Menteri, Boris Johnson bertaruh dia bisa membuat Inggris kembali aktif karena banyak masyarakat sekarang divaksinasi. Ini menjadi sebuah babak baru dalam respon global terhadap virus corona baru.
Jumlah kasus Covid-19 harian telah turun selama enam hari terakhir. Meskipun Johnson menegaskan pandemi belum berakhir.
Infeksi baru pada awal Juli ternyata tidak menyebabkan lonjakan besar dalam kematian. Data menunjukkan kasus kematian menurun menjadi hanya 14 pada hari Senin, meski jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.
Inggris juga sudah mulai mencabut aturan lockdown (penguncian wilayah) yang dilakukan pada Maret 2020. Keputusan tersebut dicabut Johnson pada 19 Juli 2021 untuk memulai lagi ekonomi.
Jika berhasil, contoh Inggris dapat menawarkan jalan keluar dari pandemi. Meski pertaruhan ini bisa gagal karena kemungkinan munculnya varian yang mampu menolak keampuhan vaksin hingga jika orang sakit memenuhi layanan kesehatan.
Ferguson mengatakan pada Oktober mendatang Inggris masih akan ada Covid-19. Tetap akan ada orang yang meninggal, namun sebagian besar pandemi akan dilupakan nantinya.
Sebagai informasi, kasus kematian di Inggris jadi salah satu yang tertinggi di dunia sejumlah 129.460 kasus. Meski begitu kasus baru harian pada gelombang saat ini memuncak pada 54.674 kasus pada 17 Juli, telah menurun pada hari Senin dengan 24.950 kasus.
(roy/roy)