Kabar Baik! Campuran Dua Vaksin Ini Lebih Ampuh Lawan Corona

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
26 July 2021 18:05
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi Vaksin (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kombinasi vaksin AstraZeneca dan Pfizer mampu meningkatkan tingkat antibodi penawar sebanyak enam kali dibandingkan dengan dua dosis AstraZeneca.

Mengutip Reuters, Senin (26/7/2021) studi ini dilakukan oleh peneliti di Korea Selatan (Korsel). Dalam rilis hasil studi itu, keampuhan vaksin akan meningkat saat pasien disuntikkan vaksin AstraZeneca pada dosis pertama dan mendapat vaksin Pfizer pada dosis kedua.

Dalam studi itu, 499 pekerja medis dilibatkan dengan komposisi 100 menerima dosis campuran, 200 menerima dua dosis suntikan Pfizer dan sisanya mendapatkan dua suntikan AstraZeneca.

"Semua menunjukkan antibodi penetralisir, yang mencegah virus memasuki sel dan bereplikasi, dan hasil dari campuran vaksin menunjukkan jumlah antibodi penetralisir yang serupa ditemukan dari kelompok yang menerima dua suntikan Pfizer," tulis riset yang dilakukan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) itu.

Sebelumnya, sebuah penelitian di Inggris bulan lalu menunjukkan hasil yang serupa. Studi itu menyebut bahwa suntikan AstraZeneca yang diikuti oleh Pfizer menghasilkan respons sel T terbaik, dan respons antibodi yang lebih tinggi daripada Pfizer yang diikuti oleh AstraZeneca.

Ide mengenai campuran ini sempat dipertimbangkan oleh Otoritas Obat-obatan Prancis (HAS) dan Badan Obat-obatan Eropa (EMA) pada April lalu. Hal ini terjadi karena beberapa penerima suntikan AstraZeneca ditemukan menderita pembekuan darah yang sangat tidak biasa setelah vaksinasi pertama. Insiden ini menyebabkan beberapa negara menangguhkan penggunaannya sebagai tindakan pencegahan.

Sementara itu Jerman menjadi negara Eropa pertama yang merekomendasikan bahwa kategori masyarakat berusia 60 tahun ke bawah yang telah mendapat suntikan AstraZeneca pada dosis pertama harus menerima produk yang berbeda untuk dosis kedua mereka.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Varian Delta Ganas, Beijing Setuju Uji Campur Vaksin China-AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular