
5 Serangan Virus Ransomware yang Bikin Geger Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Ransomware diketahui adalah software malware yang mengenkripsi file dan dokumen dari satu PC hingga seluruh jaringan. Para pelaku akan meminta tembusan pada korbannya untuk mereka bisa mengakses lagi jaringan yang diambil alih.
Kejadian ransomware sudah kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Korbannya pun beragam, mulai dari perusahaan pipa hingga kampus terkenal. Berikut 5 kejadian serangan Ransomware yang terjadi dunia, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Kamis (3/6/2021):
Pipa BBM AS
Sistem Colonial Pipeline harus offline berkat diserang oleh para pelaku siber. Saluran itu merupakan sumber dari setengah pasokan bahan bakar di Pantai Timur AS.
Ransomware berhasil mengunci sistem komputer sistem BBM tersebut. Para pelaku juga meminta bayaran agar akses jaringan bisa dikembalikan.
Serangan pada Mei lalu, berhasil membuat sejumlah pasokan bahan bakar di stasiun pengisian bahan bakar dari Florida hingga Virginia hampir mengering. Hargapun juga dikabarkan melonjak hanya berselang empat hari dari kejadian.
Cyberpunk 2077
Game populer ini juga sempat jadi korban serangan siber pada Februari lalu. Pelaku dapat mengakses jaringan internal, mengekripsi server dan meminta tebusan.
Pengembang game, CD Projekt mengatakan cadangan mereka tetap utuh dan berhasil mengamankan infrastrutkur IT serta melakukan pemulihan data. Perusahaan itu juga tegas menolak memberikan tuntutan pelaku.
Menurut CD Projekt, meloloskan permintaan itu bisa mengarahkan perilisan data yang dikompromikan. Langkah ini dipuji Incident Response Lead Check Point EMEA dan APAC, Jon Niccols yang mengatakan setengah dari kejadian Ransomware termasuk ancaman selalu merilis data yang berhasil dicuri.
"Namun CD Projekt Red melakukan hal benar dengan menolak memberikan permintaan peretas," kata dia.
JBS
Peretasan yang melanda pengepakkan daging ini berdampak bahkan hingga keluar AS dan pada ribuan pekerjaannya. JBS mengidentifikasi ada serangan pada hari Minggu kemarin.
Perusahaan menyatakan akan melanjutkan operasional perusahaan hari Kamis waktu setempat di Amerika Serikat. Di sana ada lima pabrik daging sapi terbesarnya.
Laman BBC melaporkan, hingga saat ini belum diketahui apakah JBS mengikuti permintaan pelaku dengan membayar tebusan yang diminta.
Universitas California
School of Medicine di University of California, San Fransico (USFC) juga mendapatkan serangan siber. Kampus itu juga mengonfirmasi membayar uang tebusan sebesar US$1,14 juta (Rp16,3 miliar).
Serangan itu tidak berdampak pada pengiriman perawatan pasien atau pekerjaan penelitian mengenai penyembuhan Covid-19. Namun memang ada sejumlah data pada server dalam jumlah terbatas yang berhasil dienkripsi.
Data itu menurut pihak kampus penting untuk pekerjaan aksemis yang dikejar sebagai universitas pelayan kepentingan publik, dikutip Forbes.
Laporan BBC, awalnya peretas menuntut uang tebusan US$ 3juta (Rp42,9 miliar) namun akhirnya dinegosiasikan oleh perwakilan USFC. Namun juru bicara USFC mengatakan jika ada kesalahan menganggap seluruh pernyataan negosiasi itu secara faktual benar.
CWT Global
Pada 2020 lalu, perusahaan layanan perjalanan AS, CWT Global menjadi pihak yang membayarkan tebussan terbesar. Yakni sebesar US$4,5 juta (Sekitar Rp64 miliar) dalam bentuk Bitcoin pada Ragnar Locker.
Melansir laman IT Governance, para peretas dikabarkan berhasil melumpuhkan 30 ribu komputer dan membahayakan dua terbayte data. Selain itu juga catatan keuangan, dokumentasi keamanan dan detail pribadi karyawan seperti alamat serta data gaji juga terpengaruh.
Diskusi antara perusahaan dan peretas dilakukan di ruangan chat, walaupun bersifat anonim. Pada awalnya pelaku meminta US$10 juta (Rp143 miliar). Namun perwakilan perusahaan mengatakan CWT Global terdampak oleh Covid-19. Jadi tidak bisa membayar uang yang diminta itu.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengguna Telegram Waspada, Ada Virus Jahat Curi Data!
