Penjelasan Lengkap Kemenkes Setop Vaksin AstraZeneca CTMAV547

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
17 May 2021 14:20
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, memberikan keterangan pers mengenai perkembangan terkini terkait vaksin COVID-19 dari AstraZeneca. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, memberikan keterangan pers mengenai perkembangan terkini terkait vaksin COVID-19 dari AstraZeneca. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menghentikan sementara pendistribusian dan penggunaan vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547. Sedangkan vaksin AstraZeneca batch lainnya masih bisa digunakan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penghentian sementara vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 untuk dilakukan uji laboratorium oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ini terkait dengan adanya laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pasca mengikuti vaksinasi.

"Kita tahu latar belakang uji oleh BPOM terkait tentang investigasi adalah kejadian pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca CTMAV547. Kejadian pasca penyuntikan yang fatal dan serius dan yang bersangkutan meninggal," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (17/5/2021).

Menurutnya, setelah melakukan vaksinasi korban merasakan gejala yakni pusing dan demam yang tinggi. Lalu dibawa ke rumah sakit oleh keluarga dan saat tiba di rumah sakit dinyatakan sudah meninggal.

Oleh karenanya, saat ini pihaknya bersama dengan tim yakni Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan BPOM akan melakukan penyelidikan terkait dengan kejadian. Apakah penyebab kematian yang korban karena vaksin AstraZeneca CTMAV547 atau tidak.

"Komnas KIPI menyatakan belum cukup bukti antara penyebab kematian dan vaksin AstraZeneca CTMAV547 dan sehingga perlu investigasi lanjut. Salah satunya dengan minta BPOM melakukan pemeriksaan batch vaksin AstraZeneca CTMAV547 yang disuntikkan ke yang bersangkutan," jelasnya.

Ia menegaskan vaksin ini sebenarnya sama dengan vaksin AstraZeneca lainnya yang aman untuk digunakan karena sudah menjalani quality control sebelum keluar pabrik dan sebelum tiba di Indonesia, sudah dilakukan uji sampling terhadap mutu dan kualitas oleh BPOM. Oleh karenanya, penghentian sementara vaksin ini hanya dilakukan untuk AstraZenexa CTMAV547.

"Hanya saja untuk kehati-hatian dan proses investigasi. Selain kajian klinis atau kesehatan dan mencari penyebab kematian, dilakukan juga pemeriksaan terhadap vaksin yang disuntikkan ke yang bersangkutan dan kita bisa pastikan vaksin sesuai standar dan kualitas," kata dia.

Saat ini vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 yang ada di Indonesia berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada tanggal 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.

Adapun vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 ini sudah didistribusikan kepada tiga lembaga yakni TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Ketiga lembaga ini pun sudah diberikan imbauan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin batch ini.

Sementara itu, untuk jumlah vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 yang sudah digunakan saat ini masih menunggu data dari ketiga lembaga tersebut.

Dari laporan yang diterima Kemenkes, yang mengalami gejala pasca disuntikkan vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 ini sebanyak 180 orang dengan gejala ringan dan 2 kasus yang fatal atau korban meninggal dunia.

"Dua kasus meninggal ini masih dalam investigasi apa penyebabnya dan apakah berhubungan dengan vaksinasi," tegasnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksinasi AstraZeneca di Sulut Setop, Gimana 6 Provinsi Lain?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular