Bahama Negara Pertama yang Rilis Dolar Digital! Rupiah Kapan?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 May 2021 17:45
Penukaran uang
Ilustrasi Teller Bank (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi digital merambah ke segala arah, termasuk mata uang. Wacana pengenalan mata uang digital mulai mengemuka, tetapi satu negara yang tidak disangka-sangka menjadi yang pertama.

Mengutip keterangan resmi Dana Moneter Internasional (IMF), Kepulauan Bahama menjadi negara pertama di dunia yang memperkenalkan mata uang digital. Nilai mata uang ini 1:1 dengan mata uang resmi dolar Bahama dan diregulasi oleh bank sentral. Dolar digital Bahama ditopang oleh sistem blockchain dan bisa digunakan sebagai alat tukar yang sah.

Bahama adalah negara di Amerika Tengah yang dibentuk oleh lebih dari 700 pulau. Sistem keuangan konvensional dengan mesin ATM atau kantor cabang perbankan sulit dikembangkan terutama di daerah pulau terluar.

Oleh karena itu, dibutuhkan terobosan untuk membuat sistem keuangan menjadi lebih mudah diakses oleh seluruh warga Bahama. Perkembangan teknologi digital memungkinkan hal ini.

"Kami tidak memulai hal ini dengan sebuah mata uang digital. Fokus kami kami adalah menghilangkan hambatan bagi rakyat untuk mengakses sistem keuangan, dengan cara membuat dompet digital untuk menyelesaikan seluruh transaksi," kata John Rolle, Gubenur Bank Sentral Bahama.

Untuk tahap pertama, dolar Bahama digital yang diedarkan baru BS$ 130.000 atau setara dengan Rp 1,84 miliar. Belum ada apa-apanya dibandingkan seluruh pasokan dolar Bahama yang sekitar BS$ 500 juta (Rp 7,08 triliun). Namun peluncuran perdana ini sudah mendapat sambutan positif dari masyarakat.

"Saat pertama mendengarnya, saya sangat antisuas. Dolar digital bisa digunakan tanpa biata transaksi. Jadi saya bisa membayar gaji karyawan secara real time," kata Brandon Kemp, pendiri area restoran di Nassau.

Halaman Selanjutnya --> Apa Kabar Rupiah Digital?

Indonesia juga menjadi salah satu negara yang tengah merancang mata uang digital. Asisten Gubernur & Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta menjelaskan dalam forum kerjasama internasional penggunaan uang digital nasih terus digodok.

Dalam mempersiapkan Central Bank Digital Currency (CBDC), BI melihat dari sisi implikasi dan manfaatnya secara ekonomi makro, baik dari moneter dan dari sisi stabilitas sistem keuangannya. Penerbitan CBDC juga merupakan rencana secara berjangka atau multi-years.

"Ada penugasan ke IMF bagaimana melihat implikasi dari makro finansial terhadap digital currency itu sendiri. Bagaimana cara pengaturannya, pengawasannya, bagaimana framework-nya dan akan didiskusikan lagi," tutur Filianingsih, belum lama ini.

Menurutnya, saat ini semua negara sedang mempelajari CBDC, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, BI belum bisa memastikan kapan CBDC bisa diterbitkan.

"Jadi nggak bisa ada satu yang menggunakan atau menerbitkan CBDC, terus kita ikut-ikutan. Masing-masing negara beda sesuai kebutuhan. Kita harus melihat, apa benefit, apakah benefit-nya itu bisa diberikan atau dipenuhi oleh sistem yang ada," tambah Filianingsih.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular