Jakarta, CNBC Indonesia - Demam cryptocurrency masih terus berlanjut. Return seminggu terakhir beberapa token bahkan sangatlah fantastis karena bisa sampai ratusan persen layaknya saham-saham yang masuk wajan penggorengan bandar.
Aset digital kripto Telcoin (TEL) mencatatkan kenaikan harga sampai 239% di minggu ini. Nilai kapitalisasi pasar TEL naik menjadi US$ 1,82 miliar dan sudah ada 51 miliar koin lebih yang tersirkulasi sampai hari ini.
Dengan kenaikan tersebut, TEL berhasil menjadi pemimpin penguatan di antara 100 mata uang kripto lain yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar, setidaknya lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,3 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300/US$.
Di posisi kedua top gainers minggu ini ada Bitcoin Diamond (BCD) mencatatkan kenaikan harga sampai 221% dengan market cap mencapai hampir US$ 1,5 miliar. Total BCD yang bersirkulasi tercatat mencapai hampir 186,5 juta berdasarkan data Coinmarketcap.
Masih di jajaran top gainers ada Ethereum Classic (ETC) yang juga naik lebih dari 200%. Bedanya dengan kedua token sebelumnya adalah nilai kapitalisasi pasar ETC sudah mencapai hampir US$ 14 miliar.
Di posisi keempat siapa lagi kalau bukan koin kripto yang sangat fenomenal. Berlogo anjing Shiba Inu dan pertama kali diluncurkan untuk lelucon, dialah Dogecoin. Harga Dogecoin melambung hampir 100% dalam tujuh hari terakhir jelang kemunculan bos Tesla Elon Musk di acara Saturday Night Live (SNL) pekan ini.
Elon yang menyebut dirinya sebagai 'The Dogefather' bakal mengisi acara SNL sebagai pembawa acara. Banyak fans dan kriptomania yang menantikan ulasan sang raja pom-pom.
Uniknya apa yang dikatakan Elon Musk bisa membawa terbang harga Dogecoin. Bahkan sebelum kemunculannya saja harga koin ini sudah to the moon. Elon Musk sendiri sebagai orang yang visioner termasuk yang mendukung cryptocurrency.
Hal ini terlihat dari aksi spekulasinya membeli dan menjual Bitcoin melalui Tesla dan membuat pabrikan mobil listrik itu berhasil mencatatkan laba dari kegiatan usaha non-core-nya. Tentu saja ini fenomenal.
Kemudian di posisi kelima ada QTUM yang melesat 69%. Jika dibandingkan dengan TEL dan BCD, nilai kapitalisasi pasar QTUM masih lebih besar karena hampir mencapai US$ 2,5 miliar.
Koin-koin yang baru muncul lewat Initial Coin Offering (ICO) dan koin lain yang nilai kapitalisasi pasarnya rendah sering kali bergerak dengan liar membuat volatilitasnya begitu tinggi yang mencerminkan risiko yang tinggi pula.
Banyak pihak yang melihat fenomena melesatnya harga aset digital ini adalah sebuah bubble yang bisa meledak kapan saja dan menimbulkan krisis. Apalagi saat ini institusi besar seperti perbankan hingga pengelola dana dan investor institusi seperti hedge fund sudah mulai ikut berpartisipasi.
Sebenarnya koin dalam kripto bukanlah yang utama, melainkan sistem blockchain dan ekosistem digital yang dibangunlah yang berharga.
Dengan adanya teknologi blockchain segala hal yang sebelumnya harus melibatkan pihak ketiga dan rentan untuk dimanipulasi oleh pihak tertentu menjadi sulit dilakukan karena menggunakan sistem distributed open ledger di mana setiap orang berhak menentukan validitas dari transaksi yang terjadi.
Teknologi inilah yang bernilai revolusioner. Sementara koinnya sebenarnya tak ada bedanya dengan mata uang fiat. Toh mother of all crypto yaitu Bitcoin awalnya didesain oleh Satoshi Nakamoto sebagai pengganti mata uang fiat.
Artinya sebagai mata uang koin kripto setidaknya harus memenuhi tiga persyaratan. Dia harus bisa menjadi media tukar, unit akuntansi dan juga store of wealth. Mengingat banyaknya koin kripto yang ada, dan volatilitas yang tinggi serta tantangan regulasi koin kripto sebenarnya belum bisa memenuhi ketiga kriteria tersebut.
Sehingga saat ini fenomena kenaikan harga yang sangat fantastis lebih mencerminkan banyaknya aksi spekulasi yang ada. Motifnya pun beragam. Ada yang ingin cari aset lindung nilai dari inflasi ada juga yang hanya sekedar ikut-ikutan mencari peruntungan.
Menariknya lagi sebenarnya cara meraup cuan dari aset digital ini tidak hanya bisa dilakukan dengan trading atau investasi saja. Beli lalu hold panjang. Seseorang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas bisa menjadi seorang penambang atau 'miner'.
Tugas seorang penambang adalah untuk melakukan validasi dari transaksi. Jadi setiap ada transaksi menggunakan token, para penambang berebut cepat untuk menyelesaikan algoritma dari transaksi tersebut. Jadi secara sederhana miner ini seperti lembaga audit.
Setelah seorang berhasil memvalidasi suatu transaksi, maka rewardnya adalah koin itu sendiri. Bayangkan saja jika transaksi menggunakan Bitcoin sudah sebanyak sekarang dan sudah saling berhubungan. Seorang miner harus bisa memecahkannya untuk mendapatkan imbal hasil sejumlah Bitcoin yang harganya mahal.
Reward seorang miner memang besar. Namun efforthnya juga besar. Para miner harus memiliki superkomputer dan koneksi internet supercepat nan stabil untuk bisa menjadi yang paling awal dalam memvalidasi transaksi.
Sebenarnya ad acara lain yang lebih mudah dari mining. Cara ini umum disebut sebagai staking. Tujuan mining dan staking sebenarnya sama yaitu untuk memvalidasi transaksi. Namun bedanya adalah staking ini layaknya crowdfunding.
Jika seorang miner adalah individu atau perusahaan yang punya perangkat computer canggih dan komplit, maka seorang yang ingin staking cukup menyisihkan sebagian koin miliknya tersebut ke dalam suatu pool atau kelompok orang yang juga menyisihkan sejumlah koinnya.
Semakin banyak koin yang terkumpul maka probabilitas untuk mendapatkan kesempatan memvalidasi transaksi lebih tinggi. Ketika transaksi berhasil tervalidasi maka rewardnya juga besar dan ada yang dibayarkan dalam hitungan hari ada juga yang bulanan dan tahunan. Macam-macam dan tergantung koin serta ekosistemnya. Namun ingat tidak semua koin bisa digunakan untuk staking ya.