Duh! Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Mutasi Corona Afsel

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
12 April 2021 11:35
System Pharmacy Clinical Manager at Hartford HealthCare Colleen Teevan administers the Pfizer-BioNTech vaccine for COVID-19 to a front line worker outside of Hartford Hospital, Monday, Dec. 14, 2020, in Hartford, Conn. (AP Photo/Jessica Hill)
Foto: AP/Jessica Hill

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi baru Israel mengumumkan bahwa varian virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan mampu menembus pertahanan vaksin Pfizer.

Itu artinya, vaksin mRNA yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech tidak cukup mampu memberikan kekebalan terhadap serangan infeksi varian baru Afrika Selatan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tel Aviv dan Clalit, penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, ditemukan bahwa virus Afsel ini dapat menerobos perlindungan yang ditawarkan vaksin Covid-19 Pfizer.

Penelitian ini dilakukan kepada sekitar 400 orang yang positif COVID-19 dan telah menerima suntikan vaksin dan kepada 400 orang yang divaksin tetapi tidak positif Covid-19.

Dikutip dari CNBC Internasional, Senin (12/4/2021), peneliti menemukan sekitar 1 persen varian B1351 Afrika Selatan ditemukan di sejumlah kasus Covid-19 yang diteliti. Lebih lanjut, mereka yang telah menerima dua dosis vaksin, tingkat prevalensi varian Afrika Selatan delapan kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak divaksinasi - 5,4 persen berbanding 0,7 persen.

"Ini menunjukkan vaksin itu kurang efektif terhadap varian Afrika Selatan, dibandingkan dengan virus corona asli dan varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris yang mencakup hampir semua kasus Covid-19 di Israel," kata para peneliti.

"Kami menemukan tingkat yang lebih tinggi dari varian Afrika Selatan di antara orang yang divaksinasi dengan dosis kedua, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi. Ini berarti varian Afrika Selatan dapat menembus perlindungan vaksin sampai batas tertentu," kata Adi Stern dari Universitas Tel Aviv.

Hanya saja para peneliti memperingatkan bahwa hasil tersebut tidak bisa menjadi patokan karena hanya dilakukan dengan sampel yang terbatas.

Terkait ini, pihak Pfizer-BioNTech belum berkomentar atas temuan ini.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Beberkan 10 Varian Corona Ancaman, Apa Saja & Di mana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular