BI Terbitkan Rupiah Digital, Uang Kertas dan Logam Punah?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
26 March 2021 17:49
Warga menukar uang nominal Rp.  5000 di teller bank di tempat penukaran uang receh di IRTI Monas, Jakarta, Selasa (22/5). Sejumlah perbankan menyediakan jasa tukar uang receh di kawasan tersebut. Banyak warga yg menukar uang receh untuk keperluan lebaran dan dikasih kepada sanak saudara dan kerabat.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia merencanakan untuk menerbitkan mata uang digital atau Rupiah Digital. Bagaimana nasib uang kertas dan logam?

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan kemungkinan di masa depan tidak perlu lagi ada pencetakan uang tunai. Tapi itu dilakukan saat masyarakat sudah nyaman dengan mata uang digital.

"Sampai semua orang merasa nyaman dengan bentuk digital currency, sampai di titik itu tidak diperlukan lagi," kata Erwin dalam Podcast CNBC Indonesia - Cuap Cuap Cuan, dikutip Jumat (26/3/2021).

Dia menambahkan untuk tidak ada pencetakan uang lagi perlu kehati-hatian. Mengingat Indonesia terdiri dari ratusan ribu kepulauan dan tidak semuanya memiliki akses pada teknologi dan internet.

Erwin menjelaskan uang digital itu prinsipnya tetap sebagai Rupiah hanya bedanya dalam bentuk saja yakni berubah dari fisik menjadi nonfisik.

Sementara itu, dia menjelaskan mata uang digital sebenarnya mempercepat proses migrasiĀ transaksi ke non-tunai. Dengan begitu juga mendorong percepatan transformasi digital.

"Berbicara digital payment, elemen paling penting dari digital transformation. Kontribusi percepatan ke arah ekonomi dan keuangan digital dan itu penting," ujarnya.

Menurut Erwin, kehadiran mata uang digital sangat positif jika masyarakat sudah siap dengan transformasi digital. Tapi saat ini BI masih dalam pekerjaan untuk riset lebih lanjut.

"Timing is everything, kami melihat semua, [agar] nanti tidak salah desain, [tak] salah teknologi," kata Erwin.

Erwin juga mengingatkan kesalahan desain dapat menimbulkan disrupsi masyarakat yang enggan untuk menyimpan uangĀ di bank. Selain itu juga terdapat ancaman siber pada saat semua orang bergantung pada jaringan internet.

Menurutnya harus dilakukan langkah untuk tidak terjadi pembobolan dengan menggunakan firewall. Menurutnya sudah banyak orang yang mengatakan krisis finansial akan datang dari serangan siber.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Bocoran Rupiah Digital, Uang Digital Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular