
Ternyata Planet Mars Pernah Punya Samudera Air, Layak Huni?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mars saat ini memang gersang tanpa ada cairan sedikitpun. Namun pada awal sejarahnya, planet tersebut dihuni perairan dengan volume setengah dari Samudera Atlantik.
Dengan volume tersebut, diperkirakan air mampu menutupi seluruh permukaan planet dengan air sedalam 1,5 km.
Air terdiri dari oksigen dan dua atom hidrogen. Keberadaan isotop hidrogen yang disebut deuterium di Mars membuktikan adanya air yang hilang di sana.
Deuterium atau hidrogen berat menawarkan proton serta neutron. Hidrogen biasanya akan pergi melalui atmosfer ke ruang angkasa dengan lebih mudah daripada deuterium.
Lalu kemana perginya air-air tersebut? untuk mengetahui jawabannya, para peneliti menggunakan model mensimulasikan komposisi isotop hidrogen dan volume air di Mars.
"Ada tiga proses kunci pada model ini: air masuk ke vulkanisme, air hilang ke ruang angkasa dan hilang ke kerak. Lewat model ini dan menyocokannya dengan set data isotop hidrogen, kita bisa menghitung berapa banyak air yang hilang ke ruang angkasa dan kerak," kata kandidat PhD California Institute of Technology, Eva Scheller, dikutip Reuters, Kamis (18/3/2021).
Para peneliti memperkirakan air tidak pergi ke ruang angkasa seperti perkiraan sebelumnya. Namun masuk ke kerak planet antara 30% hingga 99%.
Cairan itu terperangkap dalam berbagai mineral bagian dari struktur mineralnya, khususnya tanah liat dan sulfat. Perginya air diperkirakan terjadi pada 3 miliar tahun lalu.
"Kami menemukan air menghilang ke kerak. Air hilang pada 3 miliar tahun lalu, yang berarti Mars telah kering selama 3 miliar tahun," ungkap Eva Scheller.
Walau jumlahnya banyak, namun menurut para peneliti bila diambil secara keseluruhan air tersebut tidak bisa menyediakan sumber daya untuk misi astronot ke Mars di masa depan. Eva mengatakan untuk mendapatkan air, harus memanaskan batu yang ditemui di Mars terlebih dulu.
"Jumlah air dalam batu atau mineral sangat kecil. Anda perlu memanaskan batu untuk melepaskan air dalam jumlah yang banyak," ungkapnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NASA Temukan Jejak Air di Mars, Tanda-tanda Kehidupan?