
5 Fakta Vaksin AstraZeneca, yang Dipakai RI Perangi Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu, Indonesia baru saja kedatangan vaksin AstraZeneca. Kehadiran vaksin ini menambah pasokan untuk program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Vaksin berjumlah 1,1 juta dosis itu datang ke Indonesia dan menjadi bagian batch pertama pengiriman. Pengadaan Astrazeneca berasal dari jalur multilateral kerja sama dengan Gavi-COvax dan juga WHO.
AstraZeneca dirasa ideal untuk negara yang melakukan program vaksinasi berskala besar. Sebab dapat disimpan dengan mudah dalam temperatur lemari es normal diantara 2-8 derajat celcius.
Namun vaksin AstraZeneca juga ditemukan masalah di beberapa orang pasca mendapatkan suntikan. Selain itu juga terdapat masalah pengiriman pasokan pada sejumlah negara di Eropa.
Berikut lima fakta soal AstraZeneca, dikutip AFP, Jumat (12/3/2021):
Murah dan Mudah Disimpan
Dua keuntungan dari AstraZeneca harganya cukup murah dan mudah disimpan. Harganya berkisar 2,50 poundsterling atau sekitar Rp50.208 per dosis.
Untuk penyimpanan dapat disimpan di suhu normal lemari es yakni 2-8 derajat celcius. Ini jauh lebih mudah dibandingkan jenis vaksin lain misalnya Moderna dengan minus 20 derajat celcius dan minus 70 derajat celcius pada Pfizer-BioNTech.
Penangguhan Penggunaan di Sejumlah Negara
Di Denmark penggunaan vaksin ditangguhkan. Penyebabnya untuk pencegahan dan kekhawatiran adanya pembekuan darah pada orang yang disuntik vaksin.
Namun otoritas kesehatan setempat belum memutuskan adanya hubungan kejadian gumpalan dan juga vaksin. Sementara juru bicara AstraZeneca menyebutkan vaksin telah dipelajari secara ekstensi dalam uji klinis III dan menambahkan berdasarkan data produknya bisa ditoleransi dengan baik.
Selain Denmark juga ada Austria yang melakukan hal sama. Negara itu mengambil keputusan penghentian karena ada laporan kematian perawat karena adanya gangguan pendarahan parah setelah menerima vaksin.
Dilaporkan Estonia, Lituania, Latvia dan Luksemburg juga melakukan kebijakan yang sama pada AstraZeneca.
Keterlambatan Pengiriman
Bukan hanya soal kesehatan, AstraZeneca juga diduga menyebabkan masalah pada pasokan di sejumlah negara. Penundaan pengiriman menimbulkan gelombang kritik di wilayah Uni Eropa.
Pada Januari, AstraZeneca menyebutkan hanya bisa mengirimkan sepertiga dari 120 juta dosis yang dijanjikan awal pada 27 negara di Uni Eropa di kuartal pertama tahun ini.
Masalah berlanjut dengan Italia memblokir mengiriman AstraZeneca ke Australia yang berjumlah 250 dosis. Keputusan itu diambil akibat kekurangan dan penundaan pengiriman pasokan.
Menggunakan Vektor Virus
Ini berarti biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi dengan sebagian virus Covid-19 yang disebut lonjakan protein untuk mengaktifkan kekebalan pada tubuh penerima. Saat masuk ke sel, vaksin membantu merangsang produksi antibodi.
Pada laporan yang dipublikasikan di The Lancet Desember lalu, vaksin diklaim aman dan efektif. Hanya saru dari 23.754 subyek yang mengalami efek samping para pada uji klinis yang dijalaninya.
Efektivitas
November lalu, laboratorium di Inggris menyebutkan vaksin secara rata-rata vaksin tersebut efektif 70 persen. Pada subyek yang menerima setengah dosis dan ditambah dosis penuh bulan berikutnya efikasi nya mencapai 90 peren.
Sementara untuk kelompok lain yang menerima masing-masing satu dosis dala jangka waktu satu bulan, efikasi nya menurun hanya 62%. Sementara di Indonesia sendiri, Badan POM menyebutkan edikasi AstraZeneca adalah 62,1%.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harapan Itu Ada! Ini Kabar Bahagia Soal Vaksin Covid-19