
RI Restui Vaksin AstraZeneca, Jadi buat Siapa Vaksin Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (UEA) pada 22 Februari 2021 atas vaksin buatan AstraZeneca PLC. Efikasi atau kemanjuran vaksin Covid-19 ini sebesar 62,1%.
AstraZeneca adalah perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan vaksin ini akan digunakan dalam program pemerintah dan diberikan kepada kelompok usia di atas 18 tahun, termasuk lanjut usia atau lansia.
"Vaksin AstraZeneca ini untuk usia 18 tahun ke atas, jadi bisa lansia. Kategori-kategorinya juga sama dengan vaksin Sinovac sebelumnya," ujar Penny Lukito dalam konferensi pers digital, Selasa lalu (9/3/2021).
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan BPOM bersama tim pakar, vaksin AstraZeneca aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Temuan itu berdasarkan hasil pengujian dengan interval 4-12 minggu pada 23.745 subjek.
Sementara untuk efek samping yang muncul adalah ringan dan sedang. Salah satu efek samping yang paling sering dilaporkan adalah reaksi lokal nyeri saat ditekan, nyeri, kemerahan, gatal, dan pembengkakan.
"Dan reaksi sistemik seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, mual dan muntah," kata Penny Lukito.
Dari aspek khasiat ditemukan vaksin tersebut bisa merangsang pada pembentukan antibodi. Titer antibodi muncul setelah suntikan kedua pada usia 18-60 tahun meningkat 32 kali dan lansia 21 kali.
Pada Senin (8/3/2021), sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca jadi telah tiba di Indonesia. Vaksin ini didapatkan secara gratis melalui kerja sama multilateral dengan COVAX, inisiatif pengadaan vaksin yang digagas oleh WHO.
COVAX (COVID-19 Vaccines Global Access) merupakan inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara untuk vaksin-vaksin Covid-19. COVAX dipimpin oleh Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), WHO, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan sejumlah negara.
"Kedatangan vaksin-vaksin yang dibuat perusahaan farmasi Inggris bekerjasama dengan Oxford University ini adalah pengiriman awal vaksin yang kita peroleh melalui skema kerja sama multilateral," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikutip laman Instagram resminya.
Dalam skema multilateral ini pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), WHO, UNICEF, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dan berbagai pihak lain lewat inisiatif COVAX Facility.
"Inisiatif global ini bertujuan untuk mengupayakan kesetaraan akses terhadap vaksin-vaksin Covid-19 untuk seluruh negara," katanya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah mendatangkan 38 juta dosis vaksin dari perusahaan Sinovac. Seluruh vaksin ini akan digunakan untuk mendukung program vaksinasi massal secara gratis bagi 181,5 juta warga masyarakat.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sayonara Corona! RI Sudah Amankan 213 Juta Vaksin Covid-19