Modus Penipuan WhatsApp, Tabungan Terkuras & Rugi Parah!

Roy Franedya, CNBC Indonesia
10 March 2021 12:50
Infografis: Tips WhatsApp Aman dari Hacker
Foto: Infografis/Tips WhatsApp Aman dari Hacker/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - WhatsApp kini menjadi salah satu aplikasi bertukar pesan yang paling populer di Indonesia. Platform ini juga jadi salah satu media untuk melakukan penipuan.

Mengutip data dari lama resmi patrolisiber.id yang dikelola Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, sepanjang 2020, ada 12.197 laporan pengaduan masyarakat yang masuk melalui portal tersebut. Total kerugiannya mencapai Rp 1,12 triliun.

Total platform terlapor terbanyak adalah WhatsApp sebanyak 4,888 aduan. Lalu Instagram 3.610 aduan, Facebook 1.910 aduan dan Telepon atau SMS sebanyak 1.640 aduan, seperti dikutip Rabu ( 10/3/2021).

Salah satu cara penjahat melakukan penipauan WhatsApp adalah dengan mengambil alih platform percakapan. Biasanya mereka akan meminta nomor one time password (OTP) yang dikirimkan ke ponsel perangkat korban.

Pihak Dittipidsiber mengimbau masyarakat yang menerima pesan untuk tidak membagikan kode atau klik link yang ada di dalamnya.

"Saat ini banyak cara bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil alih akun WhatsApp. Jika Anda mendapatkan pesan teks dari WhatsApp, Jangan bagikan kode yang ada dapatkan dan jangan klik link tersebut," tulis pihak Siber Polri dalam akun resminya.

Berlanjut ke halaman berikutnya 'Bentuk Modus Penipuan WhatsApp' >>>

Salah satu modus pembajakan WhatsApp yang muncul belakang ini adalah mengaku sebagai kasir mini market. Hal ini dialami oleh Sari Budiarti, 32 tahun. Penjahat itu mengaku salah kirim voucher game ke nomor ponsel korban.

Mereka kemudian meminta agar korban mengirimkan kembali enam digit nomor yang dikirim melalui SMS korban. Nomor tersebut merupakan one time password (OTP) yang dikirimkan WhatsApp ke pengguna.

Nomor itu dikirimkan ke nomor ponsel korban karena ada yang mendaftarkan nomor WhatsApp tersebut ke perangkat lain. Untuk memverifikasinya dibutuhkan OTP. Ketika korban mengirimkan OTP maka WhatsApp akan diambil alih oleh pelaku kejahatan.

Ketika mereka berhasil ambil alih WhatsApp, pelaku kejahatan akan memulai aksi penipuannya. Bentuknya bisa dengan minta sejumlah uang kepada teman korban yang nomornya tertera di WhatsApp, meminta pulsa hingga romance scam.

"Si Pembajak Whatsapp akan menggunakan akun anda untuk melakukan beragam hal, seperti meminta uang, meminta pulsa, atau bahkan melakukan romance scam," kata Siber Polri.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular