Kronologis Penemuan 'Obat Ajaib' Covid-19 oleh Israel

Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
13 February 2021 11:20
Vaksin Moderna COVID-19
Foto: Vaksin Moderna COVID-19. (AP Photo/Nasser Nasser)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di saat sejumlah negara telah mempercepat program vaksinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19, ilmuwan di Israel telah menemukan obat ajaib untuk pasien Corona.

Dinamai EXO-CD24, obat itu ditemukan oleh Prof Nadir Arber dari Pusat Medis Ichilov Tel Aviv. Obat ini berbentuk inhaler hisap seperti yang digunakan pada pasien penyakit asma.

Sebelumnya, obat itu telah diberikan pada 30 pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan berat. Dari 30 pasien, 29 di antaranya bebas Covid-19 dalam waktu tiga hingga lima hari.

Pada awalnya, obat ini dikembangkan sebagai strategi pengobatan untuk kanker. Tetapi, secara eksperimental diuji pada pasien virus corona di rumah sakit yang mengalami komplikasi sedang hingga parah.

Arber mengatakan kepada The Times of Israel pada hari Selasa (9/2/2021) bahwa, dengan uji coba Fase 1 baru saja selesai, ia telah mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan untuk memulai uji coba Fase 2.

Ini akan memberikan gambaran kemanjuran yang lebih dapat diandalkan, karena Fase 1 sebagian besar hanya berkaitan dengan pemeriksaan keamanan, dan tidak memiliki kelompok plasebo atau obat kosong.

Halaman Selanjutnya >> Komentar PM Israel

Atas keberhasilan itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengundang Prof Nadir ke kantornya dan menanyakan tentang "obat ajaib" itu.

"Saya meminta Profesor Arber untuk datang ke kantor saya hari ini dan ia datang. Dua jam kemudian teman saya Perdana Menteri Mitsotakis datang ke kantor saya dan kurang lebih pertanyaan pertama yang dia tanyakan kepada saya adalah, 'Bisakah Anda ceritakan tentang obat ajaib ini?' "Kata Netanyahu.

Selama pengarahan, Netanyahu berkata, jika ini berhasil, itu akan menjadi besar, sangat besar. Ini penting secara global dan luar biasa.

Netanyahu bahkan dilaporkan telah membantu membuka jalan agar dunia mampu menikmati obat ini. Setelah bertemu dengan Prof Nadir, ia menjamu PM Yunani, Kyriakos Mitsotakis, yang menawarkan agar rumah sakit Yunani terkemuka ikut serta dalam pengujian obat ini dalam kerangka kerja sama bilateral.

"Kami menelepon Profesor Arber dan Perdana Menteri Mitsotakis secara sukarela bahwa Yunani, rumah sakit terkemuka mereka, akan mengambil bagian dalam uji klinis dan saya berharap kami dapat menyetujuinya karena saya pikir ini adalah contoh kerja sama kami dalam terus maju ke area baru," papar ia.

Obat eksperimental ini telah memberikan harapan baru bagi tenaga medis di seluruh dunia. Para ilmuwan juga mengatakan bahwa obat ini mungkin bisa membantu membasmi badai sitokin, yang menjadi komplikasi umum terkait virus corona.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular