Pandemi, Data Covid Pusat & Daerah Sering Tak Kompak

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
05 February 2021 18:57
Pasien OTG Covid-19 ikuti senam pagi di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi. AP/Achmad Ibrahim
Foto: Pasien OTG Covid-19 ikuti senam pagi di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi. AP/Achmad Ibrahim

Ketika kasus Covid-19 di Jawa Tengah mencapai rekor penambahan pertama kalinya pada 29 November 2020, sebanyak 2.036 kasus, terjadi kesalahan data. Kemudian pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengakui adanya kesalahan data dalam pelaporan angka harian Covid-19 di Jawa tengah pada 29 November 2020. Kesalahan berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) tingkat Kabupaten di Jawa Tengah, karena memasukkan data ganda.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menyayangkan banyaknya sistem pelaporan data yang membuat data di pusat menjadi rancu. Untuk itu diperlukan perbaikan data sangat penting dalam penilaian masyarakat sekaligus dalam pengambilan kebijakan.

"Tapi kan kita nggak enak, kita sudah kerja keras, kepolisian sudah turun masa terus jelek ada apa. Berarti ada yang keliru. Maka, kita sedang terus mengkonsolidasikan ini," kata Ganjar pada akhir tahun.

Namun di akhir tahun Jawa Tengah bukan hanya mencatatkan penambahan kasus baru yang tinggi, melainkan kasus kematian. Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah direktur rumah sakit di Jateng, yang menyebutkan salah satu penyebabnya tingginya angka kematian adalah keterlambatan penanganan pasien.

Parahnya kondisi pasien saat masuk RS dan keterbatasan ruang ICU untuk isolasi pasien Covid-19 juga dituturkan oleh perwakilan dari RSUD Temanggung. Dari data kematian pun tercatat adanya perbedaan antara Pemprov dan Pusat.

(roy/roy)
Next Page
Jawa Barat
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular