Ahli AS: Covid Berasal dari China, Nyebar Mulai Oktober 2019

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
04 February 2021 16:53
Commuters wear face masks to protect against the spread of new coronavirus as they walk through a subway station in Beijing, Thursday, April 9, 2020. China's National Health Commission on Thursday reported dozens of new COVID-19 cases, including most of which it says are imported infections in recent arrivals from abroad and two
Foto: Warga mengenakan masker di Beijing (AP/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah Covid-19 di China disebut telah terjadi beberapa bulan sebelum negara itu melaporkan secara global. Temuan itu disebutkan oleh tim peneliti dari Institute for Genomics and Evolutionary Medicines di Temple University di Philadelphia, Amerika Serikat.

Tim peneliti menyebutkan jika virus sudah beredar sejak pertengahan Oktober 2019. Laporan tersebut sejalan dengan timeline pemerintah China yang baru terbuka di awal tahun 2020.

"Semua bukti menunjukkan jika virus [Covid-19] berasal dari China. Pola penyebaran di dunia juga konsisten dengan penyebaran virus China di negara lain," kata salah satu peneliti, Sergei Pond, dikutip Mirror, Kamis (4/2/2021).

Hasil penelitian tersebut hadir bersamaan dengan kehadiran tim ilmuwan WHO di China. Mereka datang untuk melakukan penyelidikan asal mula Covid-19 di negara tersebut.

Tim ilmuwan melakukan penelitian selama dua minggu. Kelompok ahli independent itu juga akan peri ke beberapa tempat seperti rumah sakit, pasar dan eksibisi pengingat Wuhan saat sedang melawan wabah.

Temuan tersebut juga sesuai dengan klaim pihak Amerika Serikat sebelumnya. Departemen Luar Negeri AS menyebutkan jika para peneliti di Institut Virologi Wuhan telah jatuh sakit pada musim gugur tahun 2019 lalu.

Dalam laporan berjudul Fact Sheet: Activiy at the Wuhan Institute of Virology (WIV), berisi tudingan AS soal asal mula virus. Selain itu juga mengenai perjalanan penelitian Covid-19 di kota Wuhan.

Menurut laporan, jika pengembangan virus sudah dilakukan sejak tahun 2016. Eksperimen yang dilakukan adalah menggunakan virus corona kelelawar yang diidentifikasi Januari 2020 yakni RaTG13.

WIV merupakan tempat titik fokus penelitian virus corona internasional setelah wabah SARS menyerang tahun 2003. Di sana dilakukan penelitian hewan termasuk tikus, kelelawar dan trenggiling.

Pemerintah AS menuding jika WIV tidak transparan soal penelitian virus mirip Covid-19. Termasuk sampel kelelawar yang dikatakan diambil dari sebuah gua di Provinsi Yunan sekitar tiga tahun sebelum penelitian dimulai.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Batal Rilis Investigasi Corona di Wuhan, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular