
Pusat Data Nasional Dibiayai Asing, Apa Kata Menteri Kominfo?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan pusat data nasional dibiayai oleh asing dalam hal ini, Perancis. Menteri Kominfo, Johnny Plate menyebutkan jika pemerintah Perancis sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemangku kepentingan tanah air menyoal pembiayaan tersebut.
"Pemerintah Perancis sedang melakukan pembicaraan pembiayaannya dengan Bappenas dan Kementerian Keuangan, Kominfo tidak mengambil bagian di dalamnya karena itu domain Bappenas dan Kementerian Keuangan," kata Johnny dalam Rapat Kerja dengan Komisi I, Senin (1/1/2021).
Proses pembiayaan tidak dilakukan melalui APBN karena menurut Johnny masih ada pemanfaatan fiskal nasional untuk kepentingan lain selain masih dapat bantuan pembiayaan luar negeri.
Sementara itu dia juga menegaskan jika tidak akan ada data mengalir ke luar negeri walaupun pembiayaan pembangunan dilakukan oleh asing. Sebab Johnny mengatakan Pusat Data Nasional akan dilengkapi dengan sistem keamanan memadai.
"Karenanya kalaupun itu dibiayai dengan pembiayaan asing, security sistem semuanya akan dilakukan sendiri oleh Indonesia, sehingga tidak kita khawatirkan karena sumber pembiayaan asing, semua data kita akan mengalir ke asing, tidak," tegas Johnny.
Saat ini Johnny menjelaskan jika pembangunan dalam tahap finalisasi penandatanganan financial protocol di Kementerian Keuangan. Tahapan ini termasuk menyiapkan akuisisi lahan untuk bangunan tersebut.
Dia mengatakan jika penyediaan lahan pusat data nasional pemerintah sudah tersedia di Jakarta. "Penyediaan lahan yang sudah tersedia di satu titik pusat data nasional pemerintah itu di Jakarta," ungkapnya.
Namun Johnny menyatakan ada pertimbangan pusat data nasional tidak hanya ada di satu titik saja tetapi membangun di sejumlah lokasi untuk menjaga redundansi.
Selain di Jakarta, pilihan lokasi untuk pusat data nasional akan ada di Batam serta ibu kota negara baru nantinya. Pertimbangan lokasi adalah tempat paling efisien untuk trafik dan keamanan data itu sendiri.
"Di mana nanti akan dipertimbangkan yang paling efisien dalam rangka trafik data dan keamanan data itu sendiri," kata dia.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkominfo Jelaskan Alasan Setop Lelang Frekuensi 2,3 GHz
