
Cara Terbaru Kominfo Hadirkan Jaringan 4G di Seluruh RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (Bakti) baru saja menandatangani kerja sama dengan Kemitraan Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data. Kontrak payung itu untuk mengadakan infrastruktur Base Transceiver Station atau BTS 4G pada 2700 wilayah yang belum teraliri 4G di tanah air.
Program ini merupakan bagian dari tugas membangun jaringan aksesibilitas digital. Sebelumnya pemerintah sudah melakukan melakukannya pada 514 kota dan kabupaten.
"Tinggal PR besar, desa-desa tertinggal yang belum memiliki jaringan aksesibilitas digital bisa juga memiliki kesempatan untuk menikmati layanan internet," kata Direktur Utama Bakti, Anang Latif dalam konferensi pers virtual, Jumat (29/1/2021).
Menurutnya, hal ini juga permintaan dari Presiden Jokowi untuk melakukan percepatan transformasi digital. Salah satunya dengan membangun infrastruktur digital.
Dari sekitar 83 ribu desa dan kelurahan di Indonesia, ada 12.548 desa kelurahan yang jaringan 4Gnya belum tersedia atau sempurna. Untuk jumlah itu sekitar 9113 wilayah akan dikerjakan oleh Bakti.
Dalam kerja sama ini akan dilakukan dua dari lima paket. Dari 2700 desa/kelurahan yang digarap, pada paket 1 akan dibangun BTS pada 1364 desa dan kelurahan di wilayah Sumatera (132 desa/kelurahan), Nusa Tenggara (456 desa/kelurahan), dan Kalimantan (776 desa/kelurahan). Sementara paket 2 mencakup 1336 desa/kelurahan berada di Sulawesi (536 desa/kelurahan) dan Maluku (800 desa/kelurahan).
"Nilai total dari kedua paket tersebut setara dengan Rp7,5 triliun atau setengah dolar," kata Menteri Kominfo, Johnny Plate.
Johnny juga mengatakan jika kedua paket diharapkan bisa selesai tahun 2022 mendatang. Dengan penandatanganan ini juga dapat mempercepat pekerjaan agar sesuai dengan target.
"Ini kontrak payung berasa kerja tahun anggaran 2021-2022. Sehingga kita harapkan pembangunan segera dimulai dan seluruh pekerjaan paket 1 dan paket tahun anggaran 2022," jelas Johnny.
Kedua paket ini dikerjakan Bakti bersama konsorsium dari Fiberhome, Telkom Infra dan Multitrans Data yang merupakan pemenang dari seleksi. Sementara itu perwakilan konsorsium, Huang Liang menyebutkan jika memang akan ada tantangan dari pembangunan BTS yakni dari kontur geografi seperti pegunungan dan desa yang belum memiliki akses jalan. Namun dia yakin pihaknya dapat menyelesaikan
Dikatakan Anang, konsorsium itu diyakini dapat membangun BTS sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
"Konsorsium ini setelah melalui seleksi yang ketat, yang menurut laporan dari kelompok kerja pengadaan (konsorsium) ini yang paling layak untuk mengerjakan untuk target waktu yang telah ditetapkan," jelasnya.
Sementara itu akan ada tiga paket lainnya untuk menggelar BTS 4G digelar di wilayah Papua. Rencananya penandatanganan itu akan dilakukan pada Februari mendatang.
Anang menjelaskan sisa paket itu agak tertunda karena wilayah pembangunannya memiliki kontur berbeda dengan wilayah lain. Perlu perencanaan detail untuk jaringan nantinya.
"Paket 3 sampai 5 ini akan menyusul karena memang daerah yang rencana digelar Papua, memiliki kontur berbeda dari wilayah lain. Butuh detail lebih kepada perencana jaringan agar match dengan desa di Papua, butuh waktu panjang," jelas Anang.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selesai 2023, Pemerintah Luncurkan Proyek Satelit Satria