China Test Swab Melalui Anal, Ini Respons Ahli RI

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
28 January 2021 17:56
In this photo released by China's Xinhua News Agency, workers carry a container of coronavirus test samples outside of a residential neighborhood in Shijiazhuang in northern China's Hebei Province, Friday, Jan. 8, 2021. A city in northern China is offering rewards of 500 yuan ($77) for anyone who reports on a resident who has not taken a recent coronavirus test. The offer from the government of Nangong comes as millions in the city and its surrounding province of Hebei are being tested as part of efforts to control China's most serious recent outbreak of COVID-19.(Mu Yu/Xinhua via AP)
Foto: AP/Mu Yu

Jakarta, CNBC Indonesia - China melakukan cara baru deteksi virus corona Covid-19. Bila sebelumnya swab test melalui tenggorokan dan hidung, kini Tiongkok lakukan swab test melalui anal atau anus. Lantas apa kata ahli Indonesia?

Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdan Utomo mengatakan swab test melalui anal atau anus tidak bisa menjadi acuan seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2. Swab anal hanya untuk pelengkap deteksi virus Covid-19.

"Ini lebih kepada untuk kelengkapan diagnosa saja, tidak bisa menggantikan Rapid Antigen dan PCR," ujar Ahmad Rusdan seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (28/1/2021).

Namun menurut Ahmad Rusdan Swab Covid-19 melalui anus relatif lebih nyaman daripada deteksi usap yang dilakukan melalui rongga hidung dan mulut.

"Secara teknis rectal/anal swab enggak sulit, justru relatif tidak lebih sakit ketimbang nasofaring swab, hanya saja ada sisi malunya dan ada sisi ketidaknyamanan karena membuka area private. Tapi pengambilannya jauh lebih nyaman. Semoga tidak terjadi pelecehan saja. Soalnya kan membuka aurat," ujar Ahmad Rusdan.

Ahmad Rusdan menjelaskan, pendeteksian virus SARS-CoV-2 menggunakan metoda swab dari saluran pernapasan hidung dan mulut lebih ampuh mendeteksi virus Covid-19 hingga 70 persen, sementara dengan feses kemungkinan hanya separuhnya.

Metode Swab melalui anal hanya dapat dilakukan di saat dokter menemukan gejala Covid-19, namun dinyatakan negatif saat melakukan Swab PCR.

Ahmad menambahkan,virus Covid-19 umumnya dapat ditemui di saluran pernapasan atas, kemudian pernafasan bawah lanjut ke pencernaan hingga berakhir ke saluran pembuangan. Dikatakan Ahmad, di situ fungsi rectal swab dapat mendeteksi virus.

"Jadi si virus ini ketika dia masuk (ke tubuh manusia), dia juga punya beberapa jalan keluar. salah satunya melalui jalur pencernaan atau pembuangan kotoran," tukas Ahmad.

Sebelumnya Li Tongzeng, wakil direktur yang bertanggung jawab atas penyakit menular di Rumah Sakit You'an Beijing, mengatakan penelitian telah menunjukkan virus corona bertahan lebih lama di dalam anus atau kotoran daripada yang diambil dari saluran tubuh bagian atas.

Untuk beberapa pembawa virus diam-diam hal ini bisa dideteksi. hadir di tenggorokan selama 3 hingga 5 hari, memungkinkan beberapa tes memberikan hasil negatif palsu.

Mengambil usapan anal dapat meningkatkan akurasi dalam kelompok-kelompok kunci, ujar Li Tongzeng. Namun, mengingat metode ini tidak senyaman usap tenggorokan, metode ini hanya akan diterapkan pada kelompok utama di pusat karantina.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Lewat Hidung Lagi, China Gunakan Swab Covid Via Anal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular