
Ini 5 Jenis Vaksin Merah Putih yang Dikembangkan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia saat ini sedang dalam tahap pengembangan vaksin mandiri untuk virus Covid-19. Ada enam lembaga dan Universitas yang terlibat dalam konsorsium yakni LBM Eijkman, LIPI, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia.
Keenamnya menggunakan beberapa platform untuk digunakan dalam vaksin. Misalnya Eijkman dan LIPI menggunakan Rekombinan protein, Unair dengan adenovirus, vector adenovirus dan protein Rekombinan untuk ITB, UGM menggunakan Rekombinan Protein serta UI menggunakan DNA, mRNA serta Viral Like Particle atau VLP.
Menteri Riset dan Teknologi serta Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI, Bambang Brodjonegoro perbedaan platform ini untuk keperluan jangka panjang dan di luar vaksin Covid-19 juga.
Selain itu juga sebagai alat pembelajaran teknologi lain dalam pengembangan vaksin tersebut.
"Intinya di satu sisi mengedepankan safety dan efficacy, tapi di sisi lain juga harus peduli kemampuan teknologi kita," kata Bambang, dalam Webinar Tantangan dan Kebijakan Vaksin Merah Putih Covid-19, Jumat (22/1/2021).
Ketua Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih UI, Budiman Bela menjelaskan platform ini mengambil gen yang dipisahkan dari gen virus lainnya. Gen spike itu diekspresikan untuk produksi di sel mamalia, sel ragi, sel bakteri,M dan sel serangga untuk melihat tempat terbaik memproduksi vaksin.
"Tentunya yang sesuai dengan sel kita adalah mamalia. Dengan demikian struktur serupa dengan struktur antigen spike aslinya dari virus saat menginfeksi tubuh," jelas Budiman.
Adapula vaksin DNA yang diklaim cepat dikembangkan dan mudah sekali untuk pengembangannya. Selain itu ada vaksin RNA, yang digunakan untuk Pfizer dan Moderna dapat menginduksi respon kekebalan yang baik.
Sementara Viral Like Particle atau VLP adalah vaksin yang diproduksi di dalam sel. Menurutnya paling baik di sel mamalia karena sesuai dengan struktur virus.
Budiman menjelaskan perbedaan dari partikel virus aslinya adalah tidak ada materi genetik di dalamnya. VLP dianggap aman karena tidak dapat memperbanyak diri dalam tubuh penerima.
"Menurut analisis beberapa ahli, ini dikatakan sebagai yang terbaik. Tentu belum ada buktinya," ungkapnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster