
Nah Loh, RI Bakal Kaji Ulang Vaksin Covid-19 Pfizer?

Jakarta, CNBC Indonesia - Istana Kepresidenan menegaskan vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia adalah vaksin aman, halal, dan efektif. Ketiga hal tersebut telah melalui serangkaian uji dan tes dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan vaksin yang digunakan pemerintah aman. Pernyataan Moeldoko menanggapi kasus kematian pasca vaksinasi di Norwegia beberapa waktu lalu.
"Vaksin yang kita gunakan itu dasarnya aman, halal, dan efektif. Itu menjadi patokan utama. Baru setelah itu mungkin bicara tentang pertimbangan harga dan seterusnya," kata Moeldoko, dikutip Kamis (21/1/2021).
Sebagai informasi, sebanyak 29 masyarakat lanjut usia di Norwegia meninggal setelah menerima dosis pertama vaksin pfizer. Menurut Moeldoko, hal ini akan menjadi pertimbangan pemerintah terkait rencana penggunaan Pfizer.
"Kita perlu melihat negara lain lagi yang menggunakan Pfizer, tingkat resikonya seperti apa. Ini BPOM pasti mengevaluasi terus, sehingga penentuan penggunaan Pfizer ke depan akan dilihat dari hasil itu," katanya.
Terlepas dari hal itu, Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan apresiasi kepada pemerintah terkait pengadaan vaksin. Hal ini membuat Indonesia lebih percaya diri memerangi pandemi.
"Kami memberikan dukungan politik yang kuat kepada Menteri BUMN, Direktur Bio Farma untuk terus menjalankan agenda vaksinasi nasional," kata Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima.
Sebelumnya, pejabat kesehatan Norwegia menjamin vaksin Covid-19 Pfizer bernama BNT162b2 aman dan menyebut kasus meninggalnya puluhan lansia kemungkinan tidak berkaitan dengan vaksin.
Pfizer sendiri merupakan satu dari tujuh merek vaksin yang bakal digunakan di Indonesia. Ketetapan itu diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19) yang diteken Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 28 Desember 2020 lalu.
Ketujuh vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Moeldoko: RI Tak Tutup Kemungkinan Kerjasama Vaksin Pfizer