
Jack Ma Kembali Muncul di Publik, Warganet Tak Percaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan Pendiri Alibaba Group Jack Ma setelah menghilang selama beberapa bulan rupanya tidak mendapatkan respons yang positif dari beberapa warganet atau netizen.
Tidak sedikit warganet tidak percaya dengan kemunculan Ma dalam acara "Penghargaan Guru Pedesaan Jack Ma" melalui video meeting bersama dengan 100 guru pedesaan dari seluruh negeri pada Rabu (20/1/2021).
Dalam postingan video yang memperlihatkan Jack Ma memberikan kata sambutan dalam penghargaan tersebut, yang diunggah melalui akun Twitter reporter Global Times, Qingqing Chen @qingqingparis, banyak warganet yang meragukannya.
"Apakah dia (Jack Ma) yang asli?" tulis akun @grandhi65.
"Bagaimana kita tahu kapan ini difilmkan?" tulis @jeuasommenulle.
"Dari video berkualitas rendah di era citra yang dihasilkan AI (artificial intelligence), sulit untuk memutuskan apakah itu orang sungguhan," tulis akun @krishaamer.
Hal senada juga dilontarkan oleh warganet dalam postingan senada yang diunggah oleh koresponden Hong Kong dari Nikkei Asia, Nikki Sun.
"Apakah kamu benar-benar yakin itu dia?" ujar akun @Jeyprakash19.
Dalam postingan video tersebut, Ma terlihat mengenakan baju lengan panjang warna biru tua, dengan berlatarkan sebuah lukisan abstrak. Dalam sambutannya, Ma mengatakan terpaksa melakukan acara penghargaan melalui video konferensi.
Ini merupakan kemunculan pertama konglomerat tersebut sejak Oktober 2020. Hilangnya Ma dari pandangan publik selama dua bulan terakhir memang memicu spekulasi tentang keberadaannya.
Ma bak hilang ditelan bumi setelah melontarkan komentar pedas ke sistem keuangan China. Ma secara terang-terangan mengkritik regulator sistem keuangan dan bank-bank pemerintah dalam sebuah diskusi publik di Shanghai.
Salah satu orang terkaya China itu menyerukan reformasi sistem keuangan yang "yang menahan inovasi bisnis" dan menyamakan peraturan perbankan yang diterapkan China saat ini sebagai "klub orang tua".
Ma juga mengatakan Bank China beroperasi dengan mentalitas "pegadaian", sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Tentu pidato itu membuat marah pemerintah China. Kritiknya itu dianggap menyerang otoritas Partai Komunis. Dampaknya adalah tindakan yang keras terhadap bisnis Fintech milik Alibaba, Ant Group.
Penghentian penawaran saham perdana (IPO) Ant Group senilai US$37 miliar atau setara Rp 518 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) menjadi keputusan pribadi Presiden Xi Jinping atas komentar Jack Ma. Informasi ini diungkap pejabat China yang identitasnya dirahasiakan kepada Wall Street Journal pada November 2020 lalu.
Menurut laporan tersebut, Xi telah memerintahkan regulator China untuk melakukan investigasi dan secara efektif menghentikan penawaran saham Ant Group.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Alibaba Sempat Anjlok, Lah Ini Dia Biang Keroknya