
Penjelasan Lengkap Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, yaitu Prof. Kusnadi Rusmil menegaskan penelitian yang dilakukan dalam pengembangan vaksin bertujuan untuk melihat keamanannya.
"Vaksin diutamakan keamanan. Kemudian efektifitas dan juga melihat efikasinya," ujarnya saat rapat dengar pendapat antara Komisi IX DPR dengan IDI, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran, Komnas KIPI, dan pengurus ITAGI di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Dalam penelitian yang dilakukan di Bandung beberapa waktu lalu, setidaknya ada uji sampel sebanyak 1.620 orang. Mereka ini melalui proses cukup panjang, mulai dari pemeriksaan dengan cara mengambil sampel darah, hingga saat penyuntikan vaksin.
Dia menjelaskan, adapun komposisinya dari 1.620 relawan itu adalah 810 relawan diantaranya memperoleh suntikan vaksin dan ada yang plasebo sebanyak 810 relawan. Menurutnya, 810 relawan dibagi 3 lot dengan maksud untuk melihat bad konsistensi, yaitu apakah konsisten atau tidak dari pembuatan vaksin.
Dipastikan vaksin yang diuji tersebut, dalam hal ini Sinovac teruji keamanannya. Karena efek samping yang terjadi, yaitu menyebabkan badan panas tapi tak terlalu panas. Kemudian demam tak terlalu tinggi, akan hilang 2 hari. Kemudian dari yang sakit dengan dibandingkan dengan plasebo mempunyai efektifitas hasilnya 65,3%.
"Kesimpulan dari analisis, efikasi vaksin 65,3% dan ini sangat akan efektif mencegah penyakit ini dan dapat diterima keamanannya," pungkasnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Pamer Vaksin Covid-19 ke Dunia, Ini Penampakannya
