Grab Disebut IPO dengan Valuasi Rp 224 T, Gojek Berapa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
18 January 2021 18:20
Driver Ojek online menunggu penumpang di kawasan Stasiun Pal Merah Jakarta, Selasa (10/3). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan kenaikan tarif ojol. kenaikan tarif mulai 16 Maret 2020 berkisar antara Rp 150 hingga Rp 250 per kilometer (km). Kenaikan ini disambut baik oleh driver Gojek, Haryanto 35 tahun saat ditemui di pangkalan gojek Stasiun Pal Merah mengatakan
Foto: Ojek Online (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab yang dikabarkan akan mencatatkan saham perdana (IPO) di bursa saham Amerika Serikat (AS) tahun ini dengan target dana sebesar US$2 miliar.

Ini merupakan laporan dari Reuters dengan mengutip sumber yang mengetahui rencana tersebut dan dilansir CNBC Indonesia, Senin (18/1/2021). Dalam laporan tersebut disebut valuasi Grab mencapai US$16 miliar atau setara Rp 224 triliun (asumsi Rp 14.000/US$).

Valuasi ini lebih tinggi dari laporan CB Insights yang menyebut pada Januari 2021 memiliki valuasi US$14,3 miliar. Sejumlah nama menjadi investor perusahaan asal Singapura ini yakni GGV Capital, Vertex Venture Holdings, dan Softbank Group.

Lantas berapa valuasi Gojek? Mengutip laporan yang sama valuasi Gojek mencapai US$10 miliar. Kedua sudah menyandang status sebagai decacorn atau startup bervaluasi di atas US$10 miliar. Terdapat beberapa pihak menjadi investor perusahaan itu seperti Formation Group, Sequoia Capiral India, dan Warburg Pincul.

Sebagai informasi, Grab Diisukan akan melakukan IPO di Amerika Serikat tahun ini. Dengan pencatatan saham itu dapat mengumpulkan sekitar US$2 miliar ungkap salah satu sumber.

"Pasarnya bagi dan bisnisnya lebih baik dari sebelumnya. Ini bisa bekerja dengan baik untuk pasar publik," kata sumber itu dikutip Reuters.

Kabar Grab akan IPO datang tak lama setelah isu merger dengan Gojek akhirnya gagal. Setelah kegagalan itu, ride hailing asal Indonesia dikabarkan akan menyatukan perusahaan dengan raksasa ecommerce tanah air, Tokopedia.

Merger keduanya bernilai US$18 miliar dan kemungkinan akan melakukan dual listing di Jakarta serta Amerika Serikat.

Saat dihubungi CNBC Indonesia, Juru Bicara Grab tidak mengomentari kabar tersebut.

Sebelumnya, pihak Grab mengatakan pendapatan secara grup telah kembali pulih pasca pandemi. Menurut perusahaan, tingkat bisnis ride hailing telah impas di seluruh pasar termasuk Indonesia sebagai pasar terbesar.

Grab juga berharap bisnis pengantar makanannya juga bisa pulih kembali akhir tahun ini.

Selain itu Grab baru saja mengantongi lisensi bank digital di Singapura bersama Singtel dan SEA. Singtel diketahui sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Singapura dan SEA merupakan induk usaha dari Garena dan Shopee.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gojek Fokus Ekspansi Luar Negeri Tahun Ini, Hati-hati Grab!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular