Khasiat Vaksin Sinovac 65,3% di Indonesia, Apa Maksudnya?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 January 2021 10:15
Cover Topik/vaksin Covid-19 gratis dari Jokowi_Dalam
Foto: Infografis/ Rekam Jejak Sinovac yang Vaksinnya Datang ke RI

Apa yang menyebabkan efikasi vaksin Covid-19 Sinovac RI berbeda dengan Brazil & Turki?

Selain permasalahan sampel yang lebih rendah serta masih berlangsungnya uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac fase akhir di dalam negeri yang berpotensi menimbulkan pertanyaan publik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan khasiat vaksin meski menggunakan produk yang sama.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota Tim Komnas Penilai Obat yang berasal dari Universitas Gadjah Mada dr. Jarir At Thabari kepada CNBC Indonesia.

"Pertama, epidemologi dari Covid-19 itu sendiri di Indonesia dan perilaku masyarakatnya terutama dan seberapa besar tadi proses transmisi dari satu orang ke orang lain," ujarnya dalam keterangan pers yang sama.

"Kemudian juga karakteristik dari subjek atau populasi yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Jadi ini pengaruhnya sangat besar," lanjutnya. Jarir mengungkapkan, uji klinis di Turki diikuti 20% tenaga kesehatan dan 80% merupakan mereka dengan risiko tinggi.

"Sehingga ini bisa dengan angka penularan yang tinggi terutama pada risiko tinggi ini bisa mengakibatkan angka efikasinya menjadi lebih tinggi juga," katanya.

Sementara di Brasil, menurut Jarir, uji klinis diikuti 100% tenaga kesehatan. Sedangkan di Kota Bandung, populasi umumlah yang mengikuti uji klinis tersebut.

"Nah ini kan artinya ini justru membawa informasi yang cukup baik bagi Indonesia. Populasi umum itu perlindungannya segitu. Kita tidak punya banyak subjek atau mungkin tidak ada yang untuk high risk seperti tenaga kesehatan. Sehingga ini tidak bisa kita lihat," kata Jarir.

"Tetapi untuk nakes bisa mengambil data misalnya mengaca dari tadi studi yang ada di Brasil dan ada di Turki. Jadi perlindungan untuk populasi umum ini sangat tinggi," lanjutnya.

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia yang mengacu pada dokumen Canadian Center for Vaccinology dengan judul Overview of Vaccine Efficacy and Vaccine Effectiveness yang dikutip oleh WHO setidaknya ada 3 faktor utama yang dapat berpengaruh pada efikasi vaksin.

Faktor pertama adalah karakteristik dari inang (host) seperti usia, komorbid, eksposur terhadap patogen sebelumnya hingga waktu vaksinasi.

Faktor kedua terletak pada karakteristik vaksin itu sendiri mulai dari metode (mode of delivery), platform yang digunakan untuk mengembangkan vaksin (live atau inactivated) hingga komposisinya apakah membutuhkan booster seperti adjuvant atau tidak.

Faktor ketiga yang tak kalah penting adalah vaksin yang dikembangkan harus cocok dengan strain yang sedang merebak. Masalahnya saat ini ditemukan varian baru Covid-19 disebut 70% lebih menular dari varian awal.

Artinya dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian dan monitoring untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif terkait pandemi Covid-19 dan vaksin yang saat ini tersedia sehingga bisa digunakan sebagai senjata yang ampuh untuk berperang melawan musuh ultra-mikroskopik bernama virus Corona (SARS-CoV-2).

(twg/roy)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular