Tiba-tiba Bos Twitter 'Ngamuk' soal Bitcoin Cs, Kenapa Nih?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
05 January 2021 19:25
A Bitcoin (virtual currency) paper wallet with QR codes and coins are seen in an illustration picture taken at La Maison du Bitcoin in Paris July 11, 2014. REUTERS/Benoit Tessier
Foto: Bitcoin (REUTERS/Benoit Tessier)

Jakarta, CNBC Indonesia - Biro dari Departemen Keuangan AS, Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) membuat regulasi mengenai cryptocurrency (mata uang digital). Sayangnya, CEO Square, Jack Dorsey tak senang dengan aturan tersebut.

Dorsey menyatakan ketidaksukaannya dengan aturan tersebut dan akan merugikan perusahaannya sebagai jasa keuangan. Diketahui jika Square investasi besar di bitcoin termasuk membeli uang digital itu senilai US$50 juta.

"(Regulasi tersebut) akan menimbulkan gesekan yang tidak perlu dan insentif buruk untuk konsumen cryptocurrency untuk menghindari aturan entitas yang diatur dalam transaksi cyrptocurrency," kata Dorsey, dikutip The Verge, Selasa (5/1/2021).

Menurutnya akan ada gesekan yang tidak perlu diantara pengguna mata uang serta lembaga keuangan. Akhirnya bisa menyebabkan insentif yang merugikan.

Twitter CEO Jack Dorsey addresses students during a town hall at the Indian Institute of Technology (IIT) in New Delhi, India, November 12, 2018. REUTERS/Anushree FadnavisFoto: CEO Twitter Jack Dorsey berpidato di depan balai kota di Institut Teknologi India (IIT) di New Delhi, India, 12 November 2018. REUTERS / Anushree Fadnavis

Aturan tersebut sebenarnya memiliki tujuan mencegah beberapa aktivitas ilegal dari cryptocurrency. Misalnya perdagangan narkoba, pencucian uang dan pendanaan untuk teroris internasional.

Dalam aturan itu FinCEN akan mewajibkan lembaga keuangan termasuk Square untuk mengumpulkan informasi mengenai seluruh pihak yang terlibat dalam transaksi. Beberapa di antaranya data yang dikumpulkan dan disetorkan adalah mengenai nama dan alamat pihak-pihak tersebut.

Dorsey mencontohkan jika ada orang tua yang mengirimkan US$4.000 dalam bentuk bitcoin ke putrinya lewat Square, lalu dia akan menggunakan dompet digital pribadi dari komputernya sendiri. Dengan begitu platform tersebut harus mengumpulkan informasi pribadi termasuk alamat tempat tinggalnya.

Menurut pendiri Twitter itu beserta pendukung privasi lain, aturan itu berlebihan. Selain itu juga karena sifat cryptocurrency terbuka didukung teknologi blockchain.

Dorsey juga berpendapat dengan aturan tersebut dapat membuat konsumen asal AS menggunakan dompet digital atau layanan di luar negaranya. Selain itu menurutnya, aturan baru akan membuat kompetisi perusahaan AS dengan global menjadi hilang.

"Pengumpulan informasi yang memberatkan dan persyaratan laporan menghilangkan kesempatan perusahaan asal Amerika Serikat seperti Square untuk berkompetisi setara untuk mengaktifkan cryptocurrency sebagai alat pemberdayaan ekonomi," kata Dorsey.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Fintech Bos Twitter ini Borong Bitcoin Rp 735 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular