
Waspada, Bahaya Mengancam dari Reli Harga Saham & Bitcoin

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom David Rosenberg memperingatkan investor mengenai akan adanya bahaya serius dari reli panjang pasar saham dan bitcoin. Ia menyebut adanya bubble di pasar karena reli harga tiadk wajar di tengah ekonomi banyak negara menghadapi resesi karena Covid-19.
"Berdasarkan penilaian kami akan [pasar saham], kami berada di mana kenaikan 20% hingga 30% dinilai terlalu tinggi berdasarkan sejumlah besar metrik yang kami gunakan," kata Rosenberg, dikutip dari CNBC International.
Rosenberg, yang menjabat sebagai ekonom Amerika Utara Merrill Lynch dari 2002 hingga 2009, dikenal karena pesimisme-nya selama beberapa tahun terakhir. Pada 2019, dia memberi tahu investor bahwa resesi hampir tidak dapat dihindari.
Dia mengurangi negativitas pasarnya pada Musim Semi lalu di "Trading Nation", menegaskan bahwa dia tidak membenci saham karena dukungan Federal Reserve yang belum pernah terjadi sebelumnya dapat bertahan selama bertahun-tahun. Kuncinya saat ini, menurut Rosenberg, adalah waspada.
"Apa yang menyatukan boot pada dasarnya adalah suku bunga nol. Selama suku bunga tetap di tempatnya, kecuali kita mengalami kemunduran dramatis yang nyata dalam aktivitas ekonomi, bubble (gelembung) yang kita hadapi ini mungkin tidak akan meledak dalam waktu dekat," katanya. "Kami harus memahami meskipun kami berinvestasi dalam bubble."
Indeks utama mulai 2021 di wilayah rekor S&P 500 dan Dow ditutup pada level tertinggi sepanjang masa pada Kamis, masing-masing melonjak 16,3% dan 7,3% selama setahun terakhir. Perusahaan teknologi berat Nasdaq melewatkan rekor tertinggi baru, tetapi mengalami tahun terbaik sejak 2009, naik hampir 44%.
Rosenberg juga menghindari bitcoin, yang juga baru saja menciptakan nilai baru. Ini melewati US$ 30.000 untuk pertama kalinya selama akhir pekan dan menutup tahun 2020 di rekor tertinggi. Cryptocurrency melonjak 305% tahun ini, untuk kinerja tahunan terbaiknya sejak 2017.
"Pergerakan parabola dalam bitcoin dalam periode waktu yang singkat, menurut saya untuk keamanan apa pun, sangat tidak normal," kata Rosenberg, yang menganggapnya sebagai bubble pasar terbesar saat ini.
Selama 12 bulan ke depan, Rosenberg berencana menghindari pemenang tahun lalu. Strategi utamanya termasuk kelambanan utilitas dan energi. Tapi ada pengecualian, yakni emas, yang baru saja menyelesaikan tahun terbaiknya dalam satu dekade. Rosenberg melihatnya sebagai aset safe haven.
"Ini memiliki 1/5 dari volatilitas yang dimiliki bitcoin," ujar Rosenberg. Logam mulia mengakhiri tahun ini pada US$ 1.895.10 per ounce, sebagian kecil dari satu persen di bawah tertinggi sepanjang masa.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Si Raja Pom Pom