
Mutasi Baru Corona Ini Lebih 'Ganas' dari Strain Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan varian baru virus corona yang diidentifikasi di Afrika Selatan (Afsel) dilaporkan lebih bermasalah daripada jenis yang ditemukan di Inggris. Ia mengatakan varian yang ditemukan di Afsel sangat memprihatinkan.
"Saya sangat khawatir tentang varian Afrika Selatan, dan itulah mengapa kami mengambil tindakan yang kami lakukan untuk membatasi semua penerbangan dari Afrika Selatan," katanya pada Senin (4/1/2021), dikutip dari CNBC International.
"Ini adalah masalah yang sangat, sangat signifikan ... dan bahkan lebih menjadi masalah daripada varian baru Inggris."
Baik Inggris dan Afsel kini tengah berjuang dengan lonjakan infeksi Covid-19, yang sebagian besar telah dikaitkan dengan mutasi baru pada virus yang membuatnya lebih mudah menular.
Varian baru Inggris pertama kali diidentifikasi di Kent, Tenggara Inggris, pada bulan Desember 2020. Otoritas Inggris memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kemunculan mutasi virus baru SARS-CoV-2 tersebut.
Para ahli mencatat bahwa meskipun varian baru membuat virus lebih mudah menyebar, tampaknya tidak membuatnya lebih mematikan. Meskipun demikian, rumah sakit Inggris berada di bawah tekanan dari peningkatan infeksi dan penerimaan yang dramatis.
Di sisi lain, vaksin virus corona adalah satu-satunya titik terang dalam pandemi yang terus merajalela di Barat. Pada Senin, Inggris mulai meluncurkan vaksin Oxford-AstraZeneca setelah mulai menggunakan suntikan Pfizer/BioNTech pada bulan Desember 2020 lalu.
Inggris kini telah mencatat lebih dari 2,6 juta kasus virus, dan lebih dari 75.000 kematian hingga saat ini, menurut penghitungan dari Universitas Johns Hopkins. Varian baru virus telah mendorong lonjakan infeksi di London, serta mulai muncul di bagian lain negara itu.
Di Afsel, lebih dari 1,1 juta kasus telah dicatat, dan hampir 30.000 kematian dan strain baru telah menjadi dominan di wilayah Western Cape, Eastern Cape dan KwaZulu-Natal.
Varian yang awalnya diidentifikasi di Inggris juga telah ditemukan di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat (AS), sehingga mendorong banyak negara untuk melarang penerbangan dari Inggris. Sementara itu, Inggris telah melarang pengunjung dari Afsel.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih Ganas? WHO Selidiki Mutasi Corona Inggris