Punya Bank Digital, Grab & Gojek Menghindari Bakar Uang

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 December 2020 21:08
Driver Ojek online menunggu penumpang di kawasan Stasiun Pal Merah Jakarta, Selasa (10/3). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan kenaikan tarif ojol. kenaikan tarif mulai 16 Maret 2020 berkisar antara Rp 150 hingga Rp 250 per kilometer (km). Kenaikan ini disambut baik oleh driver Gojek, Haryanto 35 tahun saat ditemui di pangkalan gojek Stasiun Pal Merah mengatakan
Foto: Ojek Online (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua raksasa ride-hailing, Grab dan Gojek masuk ke bank digital disebut sebagai cara untuk tidak melakukan strategi bakar uang. Sebab fenomena ini jauh lebih menguntungkan dibanding melakukan promo dan diskon.

"Betul pastinya begitu, karena lebih menguntungkan dan tidak perlu melakukan bakar uang secara terus menerus dengan promo dan diskon," kata Ekonom Indef, Bhima Yudistira, kepada CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).

Dia menyatakan jika fenomena masuknya dua perusahaan ride-hailing ke dunia perbankan digital salah satunya karena fee base income dari top-up dompet digital. Menurutnya pendapatan dari isi ulang itu bisa menjadi pemasukan dari Grab dan Gojek.

"Setiap kali konsumen ride hailing top up melalui perbankan itu kan ada fee Rp1000,- itu dikalikan berapa ratus ribu top up, volume transaksi ke Gopay itu karena adalah fee Base income yang harusnya bisa jadi pendapatan ride-hailing apps," ujarnya.

Sementara alasan lainnya adalah penurunan bisnis saat pandemi, kedua perusahaan mencoba mengembangkan unit bisnis lain yang lebih menguntungkan. Dalam hal ini adalah payment dan paylater.

"Dengan adanya suntikan modal kepada neo-bank atau bank digital ini, ekosistem keuangan yang dimiliki oleh provider digital wallet maupun fintek lending ini semakin kuat ke depannya," ujarnya.

Terakhir adalah tren integrasi sekarang mengarah ke vertikal. Jadi perbankan mencaplok fintech ataupun sebaliknya.

"Tujuannya ada beberapa salah satunya kalau fintech lending kesulitan mengakses data perbankan khususnya yang berhubungan dengan data debitur atau SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) OJK itu. Bank punya akses itu," ungkapnya.

Informasi saja, Gojek merambah bank digital setelah mencaplok 22% saham Bank Jago. Diperkirakan dana yang dikeluarkan Gojek untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 2,77 triliun.

Adapun Grab Holding masuk bisnis bank digital setelah mendapatkan lisensi bank digital dari Bank Sentral Singapura. Grab akan menyelenggarakan bank digital di Singapura dengan menggandeng Singtel, operator telekomunikasi selular terbesar di dunia.

Bank digital merupakan bank yang beroperasi tanpa cabang, memanfaatkan internet dan platform digital untuk mengumpulkan dana masyarakat melalui produk tabungan dan deposito, melayani transaksi keuangan dan sistem pembayaran serta menyalurkan kredit.


(roy/roy) Next Article Grab & Gojek Rambah Bank Digital, Fenomena Apa Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular