Grab & Gojek Rambah Bank Digital, Fenomena Apa Ini?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 December 2020 19:05
Driver Ojek online menunggu penumpang di kawasan Stasiun Pal Merah Jakarta, Selasa (10/3). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan kenaikan tarif ojol. kenaikan tarif mulai 16 Maret 2020 berkisar antara Rp 150 hingga Rp 250 per kilometer (km). Kenaikan ini disambut baik oleh driver Gojek, Haryanto 35 tahun saat ditemui di pangkalan gojek Stasiun Pal Merah mengatakan
Foto: Ojek Online (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - startup ride hailing Asia Tenggara, Grab dan Gojek secara berbarengan mulai masuk ke ranah bank digital. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, mengungkap beberapa fenomena di balik aktivitas itu.

Pertama adalah pendapatan fee dari top-up melalui bank. Menurutnya income itu bisa menjadi pendapatan dari para pemain ride hailing.

"Setiap kali konsumen ride hailing top up melalui perbankan itu kan ada fee Rp1000,- itu dikalikan berapa ratus ribu top up, volume transaksi ke Gopay itu karena adalah fee Base income yang harusnya bisa jadi pendapatan ride-hailing apps," kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Senin (21/12/2020).

Selain itu adalah penurunan selama pandemi yang dialami oleh para pemain ride-hailing. Bhima menuturkan perusahaan tersebut akhirnya mengembangkan kepada unit bisnis yang lebih profitable yakni di segi payment dan paylater.

Menurutnya suntikan dana pada neo-bank atau bank digital itu membuat ekosistem digital wallet maupun lending yang dimiliki jauh lebih kuat lagi ke depannya.

Terakhir adalah ini tren integrasi secara vertikal yakni perbankan mencaplok fintech ataupun sebaliknya. Tujuannya untuk mengakses data perbankan, khususnya Sistem Layanan Informasi Keuangan OJK.

"Karena itu untuk meminimalisir terjadinya resiko gagal bayar di bisnis fintech. Banknya juga butuh fintech untuk memperkuat channeling. penyaluran pinjaman khususnya di segmen mikro dengan database yang dimiliki ride hailing itu," kata dia.

Maka, Bhima mengatakan sebenarnya fenomena tersebut merupakan hubungan saling menguntungkan antara dua pihak. Kemungkinan juga bisa menjadi tren ke depannya.

"Sebenarnya ini simbiosis mutualisme dan menjadi tren ke depannya," ujar Bhima.

Informasi saja, Gojek merambah bank digital setelah mencaplok 22% saham Bank Jago. Diperkirakan dana yang dikeluarkan Gojek untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 2,77 triliun.

Adapun Grab Holding masuk bisnis bank digital setelah mendapatkan lisensi bank digital dari Bank Sentral Singapura. Grab akan menyelenggarakan bank digital di Singapura dengan menggandeng Singtel, operator telekomunikasi selular terbesar di dunia.

Bank digital merupakan bank yang beroperasi tanpa cabang, memanfaatkan internet dan platform digital untuk mengumpulkan dana masyarakat melalui produk tabungan dan deposito, melayani transaksi keuangan dan sistem pembayaran serta menyalurkan kredit.


(roy/roy) Next Article Gojek Disalip Grab di Kandang Sendiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular