
Simak! 5 Fakta Migrasi TV Analog ke Digital

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya memutuskan jika migrasi TV analog ke digital akhirnya dilakukan pada 2 November 2020. Artinya siaran dari analog akan disetop dua tahun lagi.
Direktur Penyiaran Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia mengatakan jika keuntungan migrasi ini ada di masyarakat. Yakni mereka akan mendapatkan kualitas gambar siaran yang lebih baik.
"Nanti gambarnya bersih, canggih, bisa lebih interaktif," ujarnya, pada Kamis (17/12/2020).
Namun selain itu ada beberapa fakta lain soal program Analog Switch Off. Mulai dari tak perlu mengganti tv hingga berhubungan dengan frekuensi 5G, berikut lima fakta soal ASO:
Konsep ASO Sama Seperti Siaran Sebelumnya
Geryantika menyatakan jika konsep ASO masih sama seperti siaran analog. Misalnya dari segi antena dan tv yang menyediakan siaran juga sama.
Menurutnya jangan terkecoh dengan aktivitas menonton secara streaming. Sebab sarannya bukan streaming atau berlangganan, namun masih free to air.
Tak Perlu Ganti TV
Geryantika juga mengingatkan program ASO tak perlu membuat masyarakat harus mengganti TVnya. Mereka hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp150 ribu untuk membeli Set Top Box (STB).
STB merupakan perangkat untuk menerima siaran digital yang dapat dihubungkan ke pesawat televisi. Sejauh ini terdapat 44,6 juta pesawat TV analog di tanah air.
Pengadaan STB
Selain membeli STB, sejumlah masyarakat Indonesia juga akan diberi gratis perangkat tersebut. Pemerintah akan melakukan memberikan STB bagi keluarga miskin. Geryantika menyebutkan jumlahnya sekitar 6,6 hingga 6,7 juta.
Siaran Simulcast
Menuju 2022, pemerintah juga menyiapkan program simulcast yaitu siaran analog dan digital berjalan berbarengan. Geryantika mengatakan sejalan dengan hal ini, pihaknya akan mempersiapkan infrastruktur serta ekosistem yang diperlukan.
"Nah ada program simulcast, TV analog siaran berbarengan dengan digital. TV digital bisa langsung nonton, analog masih di sana," kata dia.
Berhubungan dengan 5G
Migrasi ke TV Digital ini juga ternyata berhubungan dengan 5G. Sebab slot frekuensi 700 MHz yang ditinggalkan TV analog bisa digunakan untuk jaringan baru tersebut.
Sejauh ini pemerintah sudah melelang frekuensi 2,3 Ghz. Tiga operator dipastikan menjadi pemenang dari rentan 2360-2390 MHz yakni Smartfren, Telkomsel dan Tri.
Selain itu 5G juga membuat free to air bisa ditonton di ponsel. Konsep menonton TV di rumah kemungkinan akan hilang nantinya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kominfo Setop TV Analog 2 November 2022, Pindah ke TV Digital
