Mengenal Matahari Buatan China & Sederat Faktanya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 December 2020 12:22
China
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebutan matahari buatan pada program perangkat fusi nuklir China, HL-2M Tokamak ternyata tak sehebat yang dikira. Jika Matahari itu terus menyala selama 4,6 miliar, program tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja.

Spesifikasi perangkatnya juga tak sehebat itu. Arus listrik terkuat yang dihasilkan fasilitas itu hanya dua hingga tiga mega amper saja.

Jumlah itu berbeda dengan Joint European Torus yang lebih besar mencapai 7 mega amper. Padahal fasilitas itu jauh lebih tua dari yang di China berusia 40 tahun, dikutip South China Morning Post, Senin (14/12/2020).

Selain itu terdapat tantangan lain. Jadi saat dua atom melebur untuk membentuk atom lebih besar, akan melepaskan sejumlah besar energi.

Fusi nuklir merupakan sumber energi dari bintang, namun untuk menciptakan kembali proses di Bumi dan menjaganya agar tidak meledak, proses ini lah yang menjadi tantangan.

Namun fasilitas yang terletak di kota Barat daya China, Chengdu itu merupakan langkah besar China. Negara itu merencanakan untuk memproduksi komersial negeri fusi pada 2050 mendatang.

Tahun depan pemerintah China juga merencanakan untuk melanjutkan pembangunan Fusion Engineering Test Reactor (CFETR). Reaktor itu membutuhkan 10 tahun untuk dibangun.

Fasilitas tersebut akan menggunakan medan magnet besar untuk menampung gas atau plasma yang panas.

Tujuan pembangunan CFETR adalah memecahkan masalah teknik mengenai pembangkit listrik komersial. Seperti menjaga gas panas tetap membakar selama beberapa waktu ke depan, serta struktur bangunan cukup tahan lama.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Gokil! Buat Matahari Buatan, 10 Kali Lebih Panas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular