Di Bawah Barat, Kemanjuran Vaksin China Sinopharm Capai 86%

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 December 2020 18:46
A box for a COVID-19 immunoglobin treatment is displayed at an exhibit by Chinese pharmaceutical firm Sinopharm at the China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) in Beijing, Saturday, Sept. 5, 2020. With the COVID-19 pandemic largely under control, China's capital on Saturday kicked off one of the first large-scale public events since the start of the coronavirus outbreak, as tens of thousands of attendees were expected to visit displays from nearly 2,000 Chinese and foreign companies showcasing their products and services. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Vaksin COVID-19 ditampilkan oleh perusahaan farmasi China Sinopharm di Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing, Sabtu (5/9/2020). (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Emirat Arab (UEA) merilis hasil uji coba pada vaksin Covid-19 asal China Sinopharm yang dikliam memiliki efektivitas 86%. Hal tersebut disampaikan oleh otoritas kesehatan nasional UEA mengatakan Rabu, sebagaimana dikutip dari CNBC International, Rabu, (09/12/2020).

Angka tersebut diumumkan oleh Kementerian Kesehatan UEA melalui kantor berita negara WAM, merinci analisis sementara yang dilakukan oleh China National Biotec Group (CNBG) Sinopharm. Uji coba pada vaksin tahap 3 dilakukan pada manusia bulan Juli lalu.

Kemudian pada bulan September secara darurat disetujui untuk digunakan oleh para petugas kesehatan. Kementerian Kesehatan menyebut pendaftaran vaksin ini merupakan keputusan menanggapi permohonan dari Sinopharm CNBG.

"Pengumuman tersebut merupakan mosi percaya yang signifikan oleh otoritas kesehatan UEA dalam keamanan dan kemanjuran vaksin ini," kata Kementerian Kesehatan. Sayangnya Kementerian Kesehatan tidak merinci terkait apa yang dimaksud dengan "pendaftaran". Vaksin itu sendiri dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing CNBG.

Dalam uji coba vaksin tahap 3 sebanyak 31.000 sukarelawan dari 125 negara terlibat. Populasi ekspatriat UEA beragam dan besar terdiri dari sekitar 90% dari total populasi negara, menjadi keuntungan dalam melakukan uji coba pada manusia.

Para sukarelawan berusia antara 18 dan 60 tahun disuntikkan dua dosis vaksin selama 28 hari. Pengumuman yang disampaikan tidak terlalu detail, tidak menguraikan parameter uji coba.

Seperti berapa banyak pasien yang diberi dosis vaksin versus plasebo, dan tidak menyebutkan efek samping yang dialami oleh pasien. Setelah mengutip angka kemanjuran 86%, kementerian mengatakan analisis juga menunjukkan vaksin memiliki tingkat serokonversi 99% dari antibodi penawar dan efektivitas 100% dalam mencegah kasus penyakit sedang dan parah.

Serokonversi adalah proses di mana antibodi menjadi dapat diidentifikasi dalam darah pasien. Ia menambahkan bahwa analisis tidak menunjukkan masalah keamanan yang serius. Angka efektivitas 86% tidak disampaikan secara rinci.

Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum pada awal November melaporkan bahwa ia menerima vaksin uji coba, tidak lama setelah Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahyan menerimanya. Keduanya men-tweet gambar diri mereka sedang divaksinasi dan memuji pekerjaan medis di balik upaya ini.

Capaian ini memang positif, tapi bila dibandingkan data tingkat kemanjuran vaksin-vaksin barat memang sedikit di bawahnya. Misalnya Pfizer mengklaim tingkat kemanjurannya 95%, lalu kemanjuran vaksin Moderna 94%. Vaksin Oxford/AstraZencea disebut-sebut memiliki kemanjuran hampir 90% dalam kelompok yang mendapatkan suntikan setengah dosis. Namun, persentasinya menurun menjadi 62% bagi kelompok mayoritas.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hore! 1 Juta Vaksin Sinopharm Sudah Mendarat di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular