
Awas! WHO Ingatkan akan Ancaman Infeksi Ulang Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - World Health Organization (WHO) mengingatkan penduduk bumi akan adanya ancaman infeksi ulang atau reinfeksi Covid-19 ketika respons antibodi berkurang.
"Kami telah melihat jumlah orang yang terinfeksi terus bertambah, tetapi kami juga melihat data yang muncul bahwa proteksi mungkin tidak seumur hidup, dan oleh karena itu kami mungkin melihat infeksi ulang mulai terjadi," ujar Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif kesehatan WHO program darurat, seperti dikutip dari CNBC International, Sabtu (4/12/2020).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, infeksi ulang berarti seseorang terinfeksi virus, pulih dan kemudian terinfeksi lagi. Berdasarkan dari pengalaman CDC pada virus lain, infeksi ulang Covid-19 diprediksi bisa terjadi.
Namun, para peneliti mencoba untuk menentukan seberapa mungkin dan seberapa sering infeksi ulang terjadi, di antara pertimbangan lain, seperti seberapa
Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis yang muncul di WHO, mengatakan bahwa para peneliti masih mencoba untuk menentukan berapa lama respons antibodi bertahan setelah seseorang terinfeksi virus.
"Yang kami pahami adalah 90 [%] hingga 100% orang yang terinfeksi virus corona mengembangkan respons antibodi, apakah Anda mengalami infeksi ringan, infeksi tanpa gejala, hingga infeksi parah," katanya.
Penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan respons kekebalan dapat berlangsung selama enam bulan atau lebih, katanya. Dalam studi Oxford baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa orang yang telah tertular virus corona "sangat tidak mungkin" untuk tertular penyakit itu lagi setidaknya selama enam bulan.
Studi yang dilakukan antara April dan November 2020 pada 12.180 petugas kesehatan di Rumah Sakit Universitas Oxford, menemukan bahwa 89 dari 11.052 staf tanpa antibodi terinfeksi virus Covid-19 dengan gejala. Tak satu pun dari 1.246 staf dengan antibodi mengembangkan gejala infeksi.
"Pada beberapa orang, ini mungkin berkurang setelah beberapa bulan, tetapi kami mendapatkan indikasi yang baik bahwa respons imun infeksi alami berlangsung selama beberapa bulan," kata Van Kerkhove. "Kita sudah sekitar satu tahun menghadapi pandemi ini, kita masih harus banyak belajar."
Pada akhir Agustus, para peneliti di Hong Kong melaporkan apa yang tampaknya menjadi kasus infeksi ulang Covid pertama yang dikonfirmasi setelah seorang pria berusia 33 tahun yang pertama kali terinfeksi virus pada akhir Maret tampaknya tertular virus lagi lebih dari empat bulan kemudian.
WHO mengakui pada saat itu bahwa, meskipun jarang, infeksi ulang dapat dilakukan. "Ini tidak berarti hal itu sering terjadi; kami tahu itu mungkin, "kata Van Kerkhove saat sesi Tanya Jawab langsung pada 26 Agustus.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir? Ini Prediksi Terbaru WHO
