Round Up

Heboh Mega Merger Grab & Gojek dan Cerita di Baliknya

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 December 2020 09:03
Sekretariat Presiden (Setpres) saat membagikan paket nasi box bagi para pengendara seperti gojek dan grab yang melewati Jl. Veteran, Jakarta Pusat. (Biro Setpres RI)
Foto: Sekretariat Presiden (Setpres) saat membagikan paket nasi box bagi para pengendara seperti gojek dan grab yang melewati Jl. Veteran, Jakarta Pusat. (Biro Setpres RI)

Merebaknya isu ini pun membuat para eksekutif Grab dan Gojek menyurati para karyawan untuk menjelaskan soal isu merger dan menenangkan karyawan.

Grab di Asia Tenggara telah memberikan penjelasan kepada karyawannya, pihaknya sekerang ada di posisi yang tepat untuk melakukan akuisisi. CEO Grab Anthony Tan dalam catatannya menjelaskan mengenai spekulasi tentang kesepakatan dengan gojek kepada karyawannya.

"Ada spekulasi lagi tentang kesepakatan Gojek. Momentum bisnis kami bagus dan seperti rumor konsolidasi pasar lainnya, kami berada dalam posisi untuk mengakuisisi," jelas Tan melansir Reuters, Sabtu (5/12/2020).

Sementara itu, dari pihak Gojek, para pemimpinnya memberikan catatan sendiri kepada para stafnya, mereka meminta karyawan tak mengacuhkan rumor tersebut. Pasalnya tak ada alasan mendesak untuk melakukan merger. Apalagi Gojek di sokong investor kelas dunia seperti Google, Facebook hingga Astra International.

"Gojek memiliki pondasi keuangan yang kokoh dan berada dalam posisi yang kuat untuk mendukung operasi dan pertumbuhan perusahaan hingga tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kita tidak ada tekanan untuk melakukan kesepakatan yang disebutkan di media," ungkap Andre Aluwi dan Andre Soelistyo dalam memonya ke karyawan.

Kedua juga menjelaskan saat ini kondisi keuangan perusahaan sangat sehat karena fokus mendorong pertumbuhan melalui kepemimpinan produk dan layanan di pasar, tak seperti banyak perusahaan lain di bisnis ini yang banyak bergantung pada strategi bakar uang.

(roy/roy)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular