Bos Palang Merah Kritik Negara Maju yang Kuasai Vaksin Covid

Roy Franedya, CNBC Indonesia
01 December 2020 18:01
Infografis/ Kabar Baik  dari BPOM Terkait  Vaksin Covid-19
Foto: Infografis/ Kabar Baik dari BPOM Terkait Vaksin Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Federasi Palang Merah International dan Bulan Sabit Merah, Francesco Rocca mengkritik aksi sejumlah negara maju yang memonopoli vaksin Covid-19 melalui perjanjian eksklusif.

Francesco Rocca mengatakan beberapa pekan terakhir ia telah mengamati dengan keprihatinan soal pengadaan vaksin Covid-19. Ia melihat beberapa negara telah melupakan komitmen yang dibuat selama musim panas untuk memastikan distribusi vaksin yang adil antar negara.

"Jika beberapa negara kaya bersikeras pada pendekatan 'nasionalisme vaksin', maka banyak negara lain, bahkan mungkin sebagian besar negara lain, tidak akan mendapatkan akses [vaksin], baik karena kesepakatan eksklusif antar negara maju dengan perusahaan farmasi dan hambatan yang tak terhindarkan dalam memproduksi dosis yang cukup," ujarnya seperti dikutip dari AP News, Selasa (1/12/2020).

Francesco Rocca pun menyebut mempolitisir vaksin adalah kesalahan besar dan sangat mendukung inisiatif international untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 bernama COVAX. Ia menyebut pendekatan ini sudah benar untuk semua negara-negara maju dan seluruh dunia.

Nasionalisme vaksin pertama kali dipakai oleh Direktur World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom pada Agustus lalu untuk menyindir negara-negara maju yang memesan vaksin Covid-19 lebih dulu sebelum vaksin ditemukan.

Bentuknya berupa perjanjian eksklusif bilateral untuk mendanai penelitian dan pengembangan vaksin dan menyediakan vaksin lebih dulu kepada negara yang memberikan bantuan atau memesannya, seperti dikutip dari Reuters.

Aksi ini membuat negara-negara berkembang dan negara miskin yang tidak punya cukup dana untuk membeli vaksin kesulitan untuk mendapatkan akses. Efek negatifnya diperkirakan pandemi akan berlangsung lama karena virus ini hanya akan selesai di negara maju sementara negara berkembang dan miskin bergelut untuk menyelesaikannya.

Meski sudah melakukan vaksinasi terhadap warganya, negara-negara maju masih bisa terinfeksi Covid-19 yang berasal dari interaksi dengan warga negara miskin atau berkembang yang tidak memiliki gejala.


(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular