Cegah Penimbunan, Bio Farma Pasang Barcode di Vaksin Covid-19

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
01 December 2020 17:25
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma (Persero), Soleh Udin Al Ayubi menjelaskan bagaimana pengadaan sebuah vaksin, yang menurutnya membutuhkan proses yang lama dan kompleks.

"Saya ingin tekankan, butuh waktu beberapa bulan, banyak bulan sampai selesai penyuntikan sehingga tercipta herd immunity," ujarnya pada Webinar KPCPEN "Persiapan Infrastruktur Data dan Layanan Vaksinasi Covid-19" di Jakarta, Selasa (1/12/2020).

Untuk proses produksinya misalnya, ada bentuk jadi hingga pengemasan ulang (repackaging). Hal ini akan berkaitan dengan identifikasi dari vaksin itu sendiri.

"Seperti yang disampaikan Pak Erick (Menteri BUMN), setiap botol vaksin akan ada barcode, akan ditempelkan. Produk Bio Farma ketika dia di filling langsung tercetak barcode," katanya.

Selanjutnya yang tak kalah pelik adalah terkait rantai distribusi. Sebagaimana yang sudah banyak diberitakan, vaksin ini membutuhkan penyimpanan dengan suhu khusus.

"Kita juga punya tantangan terkait supply and demand. Suplai terbatas, demand luar biasa. Ini yang akan bisa memonitor apa yang terjadi di lapangan," katanya.

Untuk memudahkan masyarakat yang akan divaksinasi, nantinya akan dimulai proses sosialisasi di media online, cetak dan lainnya. Terutama kapan waktu vaksinasi, terutama untuk vaksin mandiri. Dari sini, masyarakat bisa memilih 3 channel untuk melakukan vaksinasi.

"Aplikasi, Chat, atau walk in (datang langsung)," tegasnya.

Adapun poin penting dengan dilakukannya registrasi sebelum vaksinasi dilakukan adalah untuk melakukan seleksi (screening) tahap awal. Diketahui, vaksin yang tersedia di awal diperuntukkan bagi usia 18-59 tahun.

"Registrasi ini memastikan yang daftar sesuai kriteria. Tapi akan tetap menerima pendaftaran untuk yang belum eligible. Beberapa bulan ke depan akan ada yang di bawah 18 tahun dan lebih 59 tahun," katanya.

Pentingnya registrasi juga untuk memudahkan ketersediaan vaksin di suatu daerah. dengan registrasi, pemerintah bisa mengetahui berapa banyak kebutuhan vaksin di wilayah tersebut sehingga memudahkan distribusinya.

"Memudahkan distribusi dan menghindarkan dari upaya penimbunan. Begitu vaksin tersedia akan deliver ke daerah tersebut. Reservasi juga untuk memilih lokasi, jam dan tanggal," pungkasnya.


(roy/roy) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular