Vaksin Moderna Diklaim Ampuh 100% Cegah Sakit Parah Corona

Roy Franedya, CNBC Indonesia
01 December 2020 16:00
A sign marks an entrance to a Moderna, Inc., building, Monday, May 18, 2020, in Cambridge, Mass. Moderna announced Monday, May 18, 2020, that an experimental vaccine against the coronavirus showed encouraging results in very early testing, triggering hoped-for immune responses in eight healthy, middle-aged volunteers.(AP Photo/Bill Sikes)
Foto: Moderna (AP/Bill Sikes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi Moderna resmi memasukkan permohonan ke Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk izin penggunaan darurat Covid-19 yang dikembangkannya pada Senin (30/11/2020).

Moderna meminta FDA meninjau kumpulan data uji klinis yang diperluas yang menunjukkan vaksin buatannya 94,1% efektif mencegah Covid-19 dan 100% efektif mencegah kasus penyakit yang parah.

"Ini mengejutkan," kata Dr. Paul Offit, anggota komite penasihat vaksin FDA seperti dikutip dari CNN International, Selasa (1/12/2020). "Ini adalah data yang luar biasa."

Bahkan Chief Medical Officer Moderna Dr Tal Zaks mengungkapkan dia menjadi emosional ketika melihat data uji klinis tersebut pada Sabtu malam (29/11/2020).

"Itu adalah pertama kalinya saya membiarkan diri saya menangis," kata Dr. Tal Zaks. "Kami memiliki harapan penuh untuk mengubah arah pandemi ini."

Moderna adalah perusahaan kedua yang mengajukan izin penggunaan darurat ke FDA. Pada 20 November lalu Pfizer mengajukan data yang menunjukkan kemanjuran yang tinggi.

FDA akan bertemu dengan komite penasihatnya pada Desember ini untuk meninjau permohonan dari Pfizer dan Moderna. Moderna juga berencana untuk mengajukan izin ke otoritas kesehatan Eropa untuk mendapatkan izin penggunaan darurat.

Moderna mulai melakukan uji klinis tahap akhir vaksin Covid-19 pada Juli 2020 kepada 30.000 relawan di Amerika Serikat. Dalam uji coba ini 195 orang jatuh sakit. 30 orang mengalami sakit parah dan satu meninggal, tetapi tak satupun dari mereka yang diberi vaksin Moderna.

Uji coba tersebut melibatkan sejumlah besar orang dalam kelompok paling berisiko, dengan 7.000 orang berusia di atas 65 tahun dan lebih dari 5.000 orang anak muda dengan penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas parah, dan penyakit jantung.

Studi tersebut melibatkan 11.000 orang dari komunitas etnis kulit hitam, Asia dan minoritas, kata Moderna, yang merupakan 37%, proporsi yang sama dengan populasi AS. Meski begitu data lengkap belum dirilis,.

Pada akhir tahun 2020, Moderna mengharapkan sekitar 20 juta dosis vaksinnya tersedia di Amerika Serikat, dan akan memproduksi 500 juta hingga 1 miliar dosis secara global tahun depan, menurut siaran pers perusahaan pada hari Senin.


(roy/miq) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular