Keunggulan Vaksin AstraZeneca Dibanding Pfizer & Moderna

Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 November 2020 07:07
Infografis/ persiapan pemerintah dalam vaksinasi Covid-19 massal
Foto: Infografis/ persiapan pemerintah dalam vaksinasi Covid-19 massal

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin AstraZeneca, vaksin Pfizer dan Vaksin Moderna memberikan harapan pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Ketiga diklaim ampuh lawan virus corona baru. Apa perbedaan ketiga vaksin ini?

Ketiga vaksin ini diklaim ampuh melawan virus Covid-19. Data interim uji klinis tahap akhir AstraZeneca mengungkap vaksin Covid-19 bernama AZD 1222 atau ChAdOxl nCoV-19 memiliki kemanjuran rata-rata 70% dalam melindungi tubuh melawan virus Covid-19.

Jika dibandingkan dengan vaksin Pfizer dan Moderna, hasil ini AstraZeneca masih di bawah kedua vaksin Amerika Serikat ini. Data akhir Pfizer menunjukkan vaksin BNT162b2 efektif hingga 95% melawan vaksin Covid-19. Sementara data interim Moderna menunjukkan vaksin mRNA-1273 efektif hingga 94% lawan virus Covid-19, seperti dilansir dari CNBC International, Selasa (24/11/2020).

Namun vaksin AstraZeneca dianggap sebagai 'game changer' untuk melawan Covid-19 ini. INi karena vaksin ini lebih murah dari vaksin Pfizer dan Moderna serta berpotensi lebih mudah untuk mendistribusikannya secara global sehingga sangat bermanfaat bagi negara miskin dan negara berkembang.

AstraZeneca berjanji tidak akan mengambil keuntungan dari vaksin Covid-19 selama pandemi. Itu membuat harga vaksinnya lebih murah. Menurut Financial Times, vaksin ini diharga US$3-US$4 per dosis. Vaksin ini butuh 2 dosis untuk memberi perlindungan maksimal.

Vaksin Moderna dan Pfizer lebih mahal. CEO Moderna Stephane Bancel mengungkapkan kepada media Jerman Welt an Sonntag, mereka akan mengenakan biaya US$25 hingga US$37 per dosis. Vaksin ini butuh dua dosis. Adapun Pfizer akan menarik biaya US$20 per dosis.

Vaksin AstraZeneca menggunakan platform vektor adenovirus, menyuntikkan virus yang tidak aktif untuk merangsang respons kekebalan. Hal ini membuatnya lebih stabil daripada vaksin "berbasis mRNA" dari Pfizer dan Moderna, yang menyuntikkan materi genetik yang menyebabkan tubuh mereka menjadi bagian dari virus, sehingga memicu respons kekebalan.

Stabilitas ini berarti dapat disimpan, diangkut, dan ditangani pada suhu lemari es normal antara 3 derajat Celcius dan 8 derajat Celcius setidaknya selama enam bulan.

Setelah mencapai tujuannya, vaksin ini dapat "dikelola dalam alat perawatan kesehatan yang ada," kata AstraZeneca, Sehingga tak membutuhkan investasi lemari penyimpanan ultra-dingin yang mahal, seperti dikutip dari Business Insider.

Vaksin Pfizer membutuhkan sistem transportasi "rantai dingin" yang kompleks. Vaksin harus diangkut pada suhu minus 70 derajat Celcius melalui sistem gudang bandara dan kendaraan berpendingin, menggunakan es kering dan perangkat pemantau suhu GPS. Itu pun vaksin ini hanya bisa bertahan 5 hari.

Beberapa rumah sakit AS yang paling terkemuka, seperti Minnesota's Mayo Clinic, tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menyimpan vaksin Pfizer. Investasi lemari ultra dingin ini dapat menelan biaya US$ 5.000 hingga US$ 15.000.

Vaksin Moderna dapat diangkut dan disimpan pada suhu lemari es, tetapi hanya untuk satu bulan: Vaksin AstraZeneca dapat bertahan enam bulan pada suhu ini. Agar vaksin Moderna dapat bertahan selama 6 bulan, harus disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular