
Luhut Batal Bertemu Bos Tesla Elon Musk di AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dengan CEO Tesla Inc Elon Musk di Amerika Serikat (AS) untuk membicarakan rencana investasi Tesla belum dapat terwujud. Ini lantaran Musk menderita Covid-19.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi kepada CNBC Indonesia via pesan singkat, Selasa (17/11/2020).
"Iya memang betul dengan Elon Musk belum bisa terlaksana," katanya.
Menurut Jodi, pertemuan langsung antara Luhut dengan Musk masih dapat terwujud di lain kesempatan.
"Yang penting komunikasi dengan Pihak Tesla sudah terjalin," ujarnya.
Seperti diketahui, Luhut beserta jajaran sedang melakukan kunjungan kerja ke AS. Luhut telah melakukan serangkaian kegiatan pertemuan di Washington DC antara lain dengan CEO Conservation International M. Sanjayan, Managing Director International Monetary Fund Kristalina Georgieva, President of World Bank David Malpass dan United States Trade Representatives (USTR) Robert Lighthizer.
Di samping pertemuan-pertemuan di atas, Luhut juga melakukan social gathering dengan para tokoh dari Partai Republik dan Demokrat.
"Pertemuan hari ini menurut saya luar biasa, karena tidak saya duga begitu baik respons dari pertemuan-pertemuan sepanjang hari ini, baik di World Bank, IMF, Asia Group, maupun tadi dengan USTR yang menjadi pokok kunjungan kita, dan yang terakhir makan malam ini, bahwa yang hadir itu betul-betul mencerminkan kehadiran dari kedua partai, dan kita betul-betul berkawan," kata Luhut.
Keberadaan Luhut di AS juga sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo. Hal itu diketahui dalam wawancara Jokowi dengan Reuters yang dipublikasikan pada Jumat (13/11/2020).
"Ini sangat penting karena kita punya rencana besar untuk menjadikan Indonesia penghasil baterai lithium terbesar dan kita punya (cadangan) nikel terbesar," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan jika Pemerintah RI akan mengirim tim khusus ke AS dan Jepang untuk mempromosikan omnibus law UU Cipta Kerja. Tim yang dipimpin Luhut tersebut bertugas untuk mengajak AS untuk tetap memilih RI sebagai destinasi investasi.
Meski menolak berkomentar secara khusus tentang rencana pertemuan dengan Tesla, Luhut mengatakan ada peluang yang sangat bagus karena Tesla berinvestasi dalam pengolahan nikel Indonesia untuk memangkas biaya.
Mengingat potensi nikel di Indonesia sangat besar, Luhut dikabarkan akan membawa poin penting mengenai kontrak, dan Tesla kemungkinan bakal mendapat kontrak raksasa untuk jangka waktu yang lama.
Di sisi lain, Bos Tesla, Elon Reeve Musk pernah menyebut nama Indonesia terutama soal cadangan nikel untuk mendukung industri baterai. Ia pernah memuji soal pasokan nikel di Indonesia pada 27 Juli 2020 lalu melalui akun Twitter-nya.
Saat itu ada pembahasan soal potensi lithium dari banyak sumber dari beberapa negara. Lalu akun @spotted_model menanyakan soal cadangan nikel dari Australia, lalu direspons oleh Musk, sambil menyebut Indonesia.
"Nikel adalah tantangan terbesar untuk baterai bervolume tinggi dan jarak jauh! Australia & Kanada melakukannya dengan cukup baik. Produksi nikel AS secara obyektif sangat timpang. Indonesia sangat bagus!" cuit Musk sembari mengaitkan artikel dari Investing News soal produksi nikel Indonesia mencapai 800 ribu metrik ton (MT).
Namun, Musk masih menutup rapat-rapat soal kabar rencana pembangunan pabrik baterai Tesla di Indonesia. Tesla belakangan jadi buah bibir soal kabar rencana pembangunan pabrik baterai di Batang, Jawa Tengah.
(miq/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditelpon Jokowi, Bos Tesla Bakal Kirim Tim ke Indonesia