Pasutri Tajir Berdarah Turki di Balik Vaksin Covid-19 Pfizer

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 November 2020 15:12
Ugur Sahin, Chief Executive Officer BioNTech dan Özlem Türeci, Chief Medical Officer BioNTech
Foto: Ugur Sahin, Chief Executive Officer BioNTech dan Özlem Türeci, Chief Medical Officer BioNTech (Dok. BioNTech)

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech memunculkan harapan pandemi Covid-19 segera berakhir di Bumi. Data awal uji klinis vaksin ini menunjukkan 90% efektif melindungi pengguna dari Covid-19. Ternyata di balik vaksin ini adalah pasangan suami istri (pasutri) berdarah Turki.

Mereka adalah Ugur Sahin dan Oezlem Teruci. Kedua merupakan petinggi perusahaan farmasi Jerman BioNTech. Ugur Sahin merupakan chief executive officer (CEO) perusahaan dan Oezlem Teruci sebagai chief medical officer.

Keduanya kini masuk daftar 100 orang terkaya di Jerman, di mana valuasi BioNTeh mencapai US$21 miliar, yang sahamnya meroket karena hasil awal uji klinis vaksin Covid-19 yang luar biasa.

Ayah Ugur Sahin lahir di kota Iskenderun di Turki dan pindah ke Jerman Barat pada usia 4 tahun. Ayahnya merupakan buruh migran di sebuah pabrik Ford di Cologne. Adapun ibu Oezlem Teruci seorang dokter yang lahir di Istanbul Turki yang kemudian bermigrasi ke Jerman.

Pasutri ini pertama kali bertemu ketika sedang merintis karir sebagai ilmuwan dan kemudian menikah, seperti dikutip dari Sky News, Kamis (12/11/2020).

Pada 2008 silam pasutri ini mendirikan BioNTech. Tujuan awalnya membuat imunoterapi kanker, salah satu terapi memperbaiki sistem imun sehingga mampu melawan sel kanker.

Ambisi ini membuat BioNTech dilirik oleh lembaga philantropis milik Bill Gates, pendiri Microsoft. Bill and Melinda Gates Foundation berinvestasi miliar dolar AS pada perusahaan ini.

Pada Januari 2020, virus Covid-19 belum masuk ke Jerman, namun pasutri ini sudah memberikan perhatian pada wabah yang kemudian menjangkiti dunia ini.

Pasutri ini kemudian membentuk tim yang terdiri dari 500 orang untuk membuat vaksin Covid-19. Dengan cepat rencana mereka mendapat dukungan dari raksasa farmasi Pfizer dan Fosun dari China.

Dengan sokongan dua raksasa farmasi di belakangnya, BioNTech dengan cepat melakukan uji terhadap vaksin Covid-19 eksperimental yang menggunakan bahan genetika mRNA.

Kini vaksin eksperimental mereka menunjukkan hasil yang memberikan harapan bagi masyarakat dunia. Vaksin tersebut mendorong tubuh membentuk antibodi yang 90% efektif melawan Covid-19.

Namun patut dicatat data yang disodorkan masih dalam tahap awal. Masih butuh penelitian lebih lanjut untuk menguji vaksin tersebut. Maklum, vaksin ini dibuat dengan cepat karena status pandemi.

Biasanya butuh waktu lebih dari 5 tahun untuk menemukan vaksin yang baik untuk membuat tubuh kebal dari penyakit tertentu.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular