Vaksin Covid-19 Pfizer Bakal Raup Cuan Rp 182 T, Kok Bisa?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 November 2020 10:45
FILE PHOTO: The Pfizer logo is seen at their world headquarters in New York April 28, 2014.  REUTERS/Andrew Kelly/File Photo                            GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Jakarta, CNBC Indonesia - Pfizer dan BioNTech diprediksi akan mencetak penjualan hampir US$13 miliar atau setara Rp 182 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan.

Penjualan ini akan dibagi rata antara kedua perusahaan. Ini merupakan prediksi dari Bank Investasi AS Morgan Stanley, Guardian melaporkan dan dikutip CNBC Indonesia pada Kamis (12/11/2020).

Pfizer telah setuju untuk memasok dosis 100 juta ke AS dengan harga US$ 39 untuk untuk dia kali suntikan, atau US$ 19,50 per dosis, dengan opsi untuk memasok 500 juta dosis lagi di bawah ketentuan baru. Uni Eropa telah memesan dosis 200 juta dosis sedangkan Inggris memesan 40 juta dosis.

Saat pembuat vaksin lain telah berjanji untuk tidak mengambil keuntungan dari vaksin selama pandemi, Pfizer mengambil sikap yang berbeda. Memperlakukan vaksin sebagai peluang komersial, perusahaan tersebut menolak pendanaan penelitian dari pemerintah AS di bawah program Operation Warp Speed.

Mereka menggunakan dana sendiri hampir US$ 2 miliar mengembangkan vaksin Covid-19. BioNTech yang berbasis di Mainz (Jerman) menerima 375 juta Euro dari pemerintah Jerman dan pinjaman 100 juta Euro dari Bank Investasi Eropa.

Lembaga peneliti kemiskinan global, Oxfam, mengatakan "Efektivitas vaksin ini nol persen bagi orang yang tidak dapat mengakses atau membelinya", dan mendesak perusahaan untuk membagikan vaksin mereka dengan pengembang lain.

Produsen obat saingan asal AS, Johnson & Johnson, bersama dengan AstraZeneca, telah menyatakan tidak akan mengambil keuntungan dari vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan selama pandemi.

AstraZeneca memungut biaya US$ 3 hingga US$ 5 per dosis dari pemerintah Inggris, minggu lalu mereka juga mengatakan negara-negara berpenghasilan rendah akan menerima vaksinnya dengan biaya rendah.


(roy/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular