Ahli Bongkar Kekurangan Vaksin Pfizer yang Ampuh Lawan Covid

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
11 November 2020 11:38
FILE PHOTO: The Pfizer logo is seen at their world headquarters in New York April 28, 2014.  REUTERS/Andrew Kelly/File Photo                            GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Jakarta, CNBC Indonesia - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menegaskan bahwa efektivitas vaksin Pfizer yang mencapai 90% adalah efektifitas mengurangi gejala.

"Pertama yang harus sangat diketahui masyarakat, bahwa informasi beredar saat ini kurang pas. Dimaksud 90% efektif adalah efektif dalam vaksin ini, efektif mengurangi gejala," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Artinya, hal ini bukan berarti vaksin Pfizer dalam mencegah infeksi. Adapun menurutnya, efektifitas 90% tersebut merupakan hasil studi awal yang disampaikan ke publik dengan beberapa tujuan tertentu.

"Gejala ringan. Belum ada satu data, berapa persen vaksin ini bisa mencegah infeksi. Beda, orang ini tetap terinfeksi, tapi tak gejala," katanya.

"Nah, tidak terinfeksi, berapa lama durasi dari kekebalan, aspek keamanan, ini yang belum ada. Ini yang harus dipahami kita semua. Tak hanya di Indonesia, tapi di luar negeri juga banyak misinformasi," imbuhnya.

Penjelasan dari semua itu adalah, riset dari vaksin tersebut belum rampung. Meski begitu, hal ini bisa dibilang sebuah kemajuan yang positif. Sebab, jika menyebabkan tidak bergejala meski terinfeksi, baik bagi tenaga kesehatan.

"Tak membebani layanan kesehatan dan tak ke tahap parah. Ini baik, tapi masih harus sabar. Ini kan baru 6 minggu. Waktu yang tepat mengumumkan hasil uji awal paling cepat itu 2 bulan," pungkasnya.


(roy/roy) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular